Negosiasi Rampung, Prabowo-Trump Dijadwalkan Teken Perjanjian Dagang Akhir Januari 2026

Negosiasi Rampung, Prabowo-Trump Dijadwalkan Teken Perjanjian Dagang Akhir Januari 2026

Poin Penting

  • Indonesia dan AS menargetkan penandatanganan perjanjian dagang oleh Presiden Prabowo dan Presiden Donald Trump pada akhir Januari 2026.
  • Tarif Indonesia disepakati turun dari 32% menjadi 19%, termasuk untuk produk unggulan ekspor seperti sawit, kopi, dan kakao.
  • Kesepakatan ini dinilai strategis bagi industri padat karya, yang menyerap sekitar 5 juta tenaga kerja dan terdampak langsung kebijakan tarif.

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan negosiasi lanjutan kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) ditargetkan rampung pada akhir Januari 2026.

Airlangga mengungkapkan dirinya telah melakukan pertemuan dengan Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer, di Washington. Pertemuan tersebut membahas isu-isu utama dan teknis, serta menyepakati pentingnya menjaga kepentingan bersama kedua negara.

“Diharapkan sebelum akhir bulan Januari ini (2026) akan disiapkan dokumen untuk dapat ditandatangani secara resmi oleh Bapak Presiden Prabowo dan Presiden Amerika Serikat Pak Donald Trump,” kata Airlangga dalam konferensi pers Perkembangan Kesepakatan Perdagangan Indonesia-AS, Selasa, 23 Desember 2025.

Baca juga: Stop Impor Solar, Prabowo Siapkan Papua Jadi Kawasan Mandiri Energi

Lebih lanjut, Indonesia dan AS juga telah menyepakati kerangka waktu penyelesaian teknis perjanjian dagang. Kedua negara dijadwalkan kembali bertemu pada minggu kedua Januari 2026 untuk melakukan proses legal drafting serta clean up dokumen.

“Tadi juga telah disepakati terkait dengan framework timetable dari substansi perjanjian Agreement on Reciprocal Tariff (ART), di mana pada minggu kedua bulan Januari 2026 tim teknis Indonesia dan Amerika Serikat akan melanjutkan kembali pertemuan teknis untuk legal drafting serta clean up dokumen ditargetkan selesai dalam satu minggu, tentatif waktunya antara tanggal 12 sampai dengan tanggal 19,” ungkapnya.

Tarif RI Turun, Industri Padat Karya Diuntungkan

Airlangga menjelaskan kedua negara menyepakati seluruh poin hasil negosiasi tarif sesuai kerangka leaders declaration yang ditandatangani pada 22 Juli 2025. Dalam kesepakatan tersebut, tarif Indonesia diturunkan dari 32 persen menjadi 19 persen, termasuk tarif khusus bagi produk unggulan ekspor seperti minyak kelapa sawit, kopi, kakao dan komoditas lainnya.

“Tentu ini menjadi kabar yang baik terutama bagi industri Indonesia yang terdampak langsung kebijakan tarif, di mana sektor-sektor yang terkena tarif tersebut terutama padat karya mempekerjakan 5 juta pekerja dan tentunya ini sangat strategis bagi Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: Airlangga Pede Negosiasi Tarif Dagang RI-AS Rampung Akhir 2025

Selain itu, Indonesia juga berkomitmen membuka akses pasar bagi AS untuk mengatasi berbagai hambatan non-tarif yang selama ini menghambat kerja sama bilateral. Komitmen tersebut terus didorong melalui kebijakan deregulasi.

“Salah satunya kita telah membentuk Satgas di bottlenecking yang secara khusus digunakan untuk menyelesaikan semua hambatan yang dialami oleh dunia usaha di Indonesia,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62