IHSG Kembali Dibuka Menguat 0,28 Persen ke Posisi 8.633

IHSG Kembali Dibuka Menguat 0,28 Persen ke Posisi 8.633

Poin Penting

  • IHSG dibuka menguat 0,28% ke level 8.633,34 dengan nilai transaksi Rp633,57 miliar.
  • Phintraco Sekuritas masih mewaspadai potensi koreksi teknikal IHSG ke area 8.500–8.550.
  • Sentimen pasar dipengaruhi rilis data M2 domestik, pelemahan rupiah, serta agenda ekonomi global jelang libur Natal.

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin, 22 Desember 2025, kembali dibuka menguat ke level 8.633,34 dari posisi 8.609,55 atau menguat 0,28 persen.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 792,90 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 146 ribu kali, dan total nilai transaksi mencapai Rp633,57 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 136 saham terkoreksi, sebanyak 283 saham menguat dan sebanyak 244 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Berpotensi Melemah, Ini Katalis Penggeraknya

Manajemen Phintraco Sekuritas, sebelumnya telah memprediksi bahwa IHSG secara teknikal berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya dalam rentang 8.500-8.550.

“Secara teknikal, diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menguji level 8.500-8.550,” kata Manajemen Phintraco dalam risetnya di Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.

Sentimen Domestik dan Global

Dari dalam negeri, Phintraco menyoroti rencana rilis data M2 Money Supply periode November 2025 pada hari ini (22/12). Selain itu, menjelang libur Natal serta pekan perdagangan yang lebih pendek diperkirakan berpotensi membuat volume transaksi relatif sepi.

Lalu, investor juga akan mencermati pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah akhir-akhir ini. 

Tak jauh berbeda, dari sisi global pada pekan ini jelang libur Natal, diperkirakan bursa AS dan Eropa juga cenderung stabil karena kalender ekonomi yang relatif sepi. 

Baca juga: Intip Gerak Saham Indeks INFOBANK15 Sepekan di Tengah Koreksi IHSG

Namun investor diperkirakan masih akan mencermati beberapa data ekonomi AS yang tertunda dirilis, seperti perkiraan kedua PDB kuartal III 2025, durable goods orders dan industrial production.

Fokus Asia

Sedangkan di Asia, perhatian pasar akan tertuju pada pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional di Tiongkok pada 22 hingga 27 Desember 2025. 

Dari Jepang, investor akan mencermati risalah pertemuan kebijakan BOJ serta  data inflasi dan industrial production. (*)

Editor: Yulian Saputra

Netizen +62