Poin Penting
- Anggota Komisi V DPR RI Teguh Iswara Suardi minta Basarnas dan kementerian terkait koordinasi untuk posko siaga Nataru agar penanganan bencana lebih cepat dan tepat.
- Teguh menekankan pentingnya kantong parkir dan rest area untuk mencegah kecelakaan akibat kelelahan selama arus mudik dan balik.
- Edukasi dan peringatan dini cuaca harus kreatif dan masif melalui berbagai kanal agar informasi sampai ke masyarakat.
Jakarta – Anggota Komisi V DPR RI Teguh Iswara Suardi meminta pemerintah untuk memprioritaskan keselamatan masyarakat dalam penyelenggaraan arus Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal ini di tengah meningkatnya mobilitas dan ancaman cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.
Menurutnya, negara tidak boleh lengah dan harus hadir secara nyata melalui sistem kesiapsiagaan yang terintegrasi dan responsif. Meski begitu, dirinya mengapresiasi langkah Basarnas yang telah membentuk unit-unit siaga di tingkat kabupaten, terutama di wilayah yang rawan bencana.
Namun, dirinya menekankan bahwa efektivitas unit tersebut akan jauh lebih optimal apabila diperkuat dengan koordinasi lintas sektor.
“Akan jauh lebih efektif jika unit siaga Basarnas terintegrasi dengan Kementerian PUPR, perhubungan, dan kepolisian. Dengan koordinasi yang jelas, penanganan di lapangan bisa lebih cepat, tepat, dan terukur,” tegas Teguh, dinukil laman DPR, Senin, 15 Desember 2025.
Baca juga: Komisi XI Soroti Proyek Kampung Haji dan WtE sebagai Langkah Strategis Danantara
Politisi Dapil Sulawesi Selatan II itu juga menyoroti pentingnya kesiapan posko-posko terpadu yang telah ditetapkan berdasarkan analisis dan simulasi risiko.
Menurutnya, posko tidak boleh sekadar menjadi formalitas, melainkan harus benar-benar siap melayani masyarakat dalam kondisi darurat.
“Posko itu bukan simbol. Harus dilengkapi fasilitas yang memadai, termasuk layanan kesehatan, khususnya bagi ibu hamil dan kelompok rentan. Ini menyangkut keselamatan nyawa,” ujarnya dengan penekanan.
Kelelahan Pengemudi Jadi Perhatian
Selain kesiapsiagaan darurat, Teguh turut menyoroti persoalan kelelahan pengemudi yang kerap menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas.
Ia menilai keberadaan kantong-kantong parkir dan rest area sangat krusial, terutama di Pulau Jawa yang menjadi pusat pergerakan arus mudik dan balik Nataru.
“Pengemudi butuh ruang untuk berhenti dan beristirahat. Kantong parkir dan rest area ini bukan fasilitas tambahan, tapi kebutuhan mendasar untuk mencegah kecelakaan akibat kelelahan,” katanya.
Baca juga: The Fed Pangkas Suku Bunga, BI Rate Ikut Turun?
Cuaca Ekstrem Jadi New Normal
Lebih lanjut, Teguh menegaskan bahwa cuaca ekstrem yang hampir selalu menyertai periode Nataru kini harus dipandang sebagai new normal.
Oleh karena itu, ia meminta BMKG untuk memperkuat edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat dengan pendekatan yang lebih kreatif dan masif.
“Edukasi cuaca tidak bisa lagi dilakukan secara biasa. Harus out of the box, memanfaatkan media sosial, media konvensional, bahkan pesan langsung seperti WhatsApp blast agar informasi benar-benar sampai ke masyarakat,” tandasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra









