Poin Penting
- Purbaya menilai penguatan IHSG sebagai sinyal meningkatnya kepercayaan investor terhadap arah perbaikan ekonomi Indonesia.
- Konsistensi kebijakan pemerintah disebut menjadi kunci agar pasar saham tetap kuat dan menarik investor jangka panjang.
- Survei menunjukkan keyakinan konsumen meningkat, namun Purbaya mengingatkan bahwa perlambatan ekonomi sebelumnya memicu ketidakpuasan publik dan potensi gejolak sosial.
Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir menjadi sinyal bahwa arah perbaikan ekonomi RI mulai terbaca oleh investor.
Purbaya menilai penguatan bursa bukan hanya sekadar lonjakan jangka pendek, tetapi mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor dalam jangka panjang.
“Kalau Anda lihat di pasar saham sekarang sudah naik cukup signifikan, mungkin sebagian orang bilang itu orang yang punya duit saja yang main di sana. Tapi sebagian besar investor jangka panjang memberi sinyal ada perbaikan yang cukup positif, itu sebagai penanda ada perbaikan positif di sini,” ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis, 27 November 2025.
Baca juga: Sentuh Rekor 8.602, IHSG Disambut Purbaya: Mantap, To the Moon!
Bendahara negara ini mengatakan konsistensi arah kebijakan pemerintah menjadi faktor kunci agar pasar saham semakin kuat sehingga investor jangka panjang semakin tertarik untuk masuk ke RI.
“Selama kita bisa menjalankan kebijakan yang berkesinambungan, saya pikir ekonomi akan semakin bagus. Pasar saham akan semakin kuat dan pelan-pelan investor jangka panjang juga akan masuk,” tukasnya.
Sentimen Konsumen Menguat, Tetapi Ada Catatan
Purbaya turut memaparkan hasil survei mengenai meningkatnya indeks keyakinan konsumen terhadap pemerintah. Survei tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian lokal, pasar tenaga kerja, serta ekspektasi ekonomi ke depan dapat memperkuat konsumsi.
Baca juga: Purbaya Teken Aturan Baru: Dana Desa Bisa Cair Jika Pemda Punya Kopdes
Namun, Purbaya mengingatkan bahwa pada saat ekonomi melambat pada pertengahan 2025, ketidakpuasan publik terhadap pemerintah juga meningkat dan mudah berkembang menjadi gejolak sosial.
“Waktu kemarin ekonomi melambat, Anda lihat sendiri Juni, Juli, Agustus, September turun ke level yang rendah sekali, itu menggambarkan ketidakpuasan masyarakat kepada kita semua, bukan kepada kita saja, tapi kepada kita semua, jadi itu sehingga gampang sekali mereka turun ke jalan. Jadi kalau kita tidak membalik ekonominya kita dalam keadaan bahaya, bukan DPR saja, pemerintah juga utamanya,” tandasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










