Poin Penting
- Rupiah melemah 0,69% pada 18 November 2025 ke Rp16.735/USD, sejalan dengan pergerakan mata uang regional dan mitra dagang.
- BI ambil langkah intervensi melalui transaksi spot, NDF (offshore dan domestik), serta pembelian SBN untuk stabilisasi nilai tukar.
- Rupiah diprakirakan stabil ke depan, didukung inflasi rendah, imbal hasil menarik, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik.
Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyampaikan nilai tukar rupiah melemah. Pada 18 November 2025, rupiah berada di level Rp16.735 per dolar AS, melemah 0,69 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan level akhir Oktober 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan pelemahan ini sejalan dengan pergerakan mata uang regional dan mitra dagang Indonesia. Namun, nilai tukar rupiah masih tetap terkendali di tengah besarnya tekanan akibat ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.
“Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah besarnya tekanan dari ketidakpastian global, Bank Indonesia menempuh langkah stabilisasi,” kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 19 November 2025.
Baca juga: Jelang RDG BI, Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp16.745 per USD
Langkah stabilisasi tersebut dilakukan melalui intervensi, baik melalui transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri maupun transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik, serta pembelian SBN di pasar sekunder.
Perry menyebut, peningkatan konversi valuta asing (valas) ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), serta tambahan pasokan valas dari korporasi, juga mendukung tetap terkendalinya nilai tukar rupiah.
Proyeksi Stabilitas Rupiah ke Depan
Ke depan, Perry menyatakan bahwa BI berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, termasuk melalui intervensi terukur di pasar spot, off-shore NDF, dan DNDF domestik, serta pembelian SBN di pasar sekunder sehingga dapat mendukung pencapaian sasaran inflasi.
Baca juga: Penjelasan Bos BI soal Kehadiran Wamenkeu Thomas Djiwandono di RDG November 2025
“Nilai tukar rupiah diprakirakan akan stabil didukung oleh imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ungkap Perry. (*)
Editor: Yulian Saputra









