BI Dorong Bank Percepat Turunkan Suku Bunga Kredit, Begini Respons BCA

BI Dorong Bank Percepat Turunkan Suku Bunga Kredit, Begini Respons BCA

Poin Penting

  • Gubernur BI Perry Warjiyo mendorong perbankan menurunkan suku bunga dana pihak ketiga (DPK) dan bunga kredit sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter dan penempatan dana SAL pemerintah.
  • BCA menyatakan terus meninjau tingkat suku bunga agar tetap kompetitif dengan memperhatikan daya beli masyarakat, serta memastikan likuiditas memadai.
  • Hingga September 2025, kredit BCA tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp944 triliun, dengan target pertumbuhan tahun ini di kisaran 6–8 persen.

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mendorong perbankan untuk melakukan penurunan suku bunga dana pihak ketiga (DPK) maupun bunga kredit. Ini seiring pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh dan penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah di perbankan.

Merespons hal tersebut, EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia (BCA) Hera F. Haryn menjelaskan, dalam menentukan tingkat suku bunga kredit, perseroan senantiasa mencermati berbagai indikator ekonomi, mulai dari arah suku bunga acuan, kondisi pasar, permintaan kredit, hingga likuiditas perbankan.

“Kami secara berkala melakukan review tingkat suku bunga agar tetap berada pada level yang kompetitif dan dapat diterima pasar, dengan tetap memperhatikan daya beli masyarakat,” kata Hera kepada Infobanknews, kemarin.

Lebih jauh Hera menjelaskan, di tengah transmisi kebijakan suku bunga yang masih berjalan lambat, BCA memastikan memiliki likuiditas yang memadai untuk menopang ekspansi pembiayaan.

Baca juga: Asing Terciduk Borong Saham BBCA, Net Buy Tembus Rp1,30 Triliun

“Kami berkomitmen terus menyalurkan kredit ke berbagai sektor dan segmen ekonomi, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan disiplin manajemen risiko,” jelas Hera.

Realisasi Kredit BCA

Hingga akhir September 2025, total kredit yang disalurkan BCA tercatat tumbuh 7,6 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp944 triliun.

Tahun ini, bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia tersebut menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 6-8 persen.

Baca juga: Transaksi QRIS BCA Tembus Rp267 Triliun hingga September 2025

Transmisi Penurunan Suku Bunga Kredit Masih Lambat

BI menilai penurunan suku bunga perbankan perlu terus didorong sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh.

Diketahui, BI sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps) sejak September 2024. Sayangnya, langkah agresif BI ini ini belum berdampak signifikan pada bunga DPK maupun bunga kredit perbankan.

“Masalahnya adalah bagaimana suku bunga dana pihak ketiga dan suku bunga kredit yang turunnya masih berjalan lambat. Itu yang kami terus untuk dorong tentu saja agar suku bunga kredit bisa turun dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 22 Oktober 2025. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62