Poin Penting
- LaR per Agustus 2025 naik ke 9,73%, indikasi potensi kenaikan NPL meski saat ini masih stabil di 2,28%.
- Bank fokus ke kredit investasi dan korporasi dengan yield rendah, demi jaga kualitas aset di tengah daya beli lemah.
- Pemangkasan suku bunga dan stimulus pemerintah diharapkan mendorong daya beli dan perbaikan kualitas kredit ke depan.
Jakarta – Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa rasio Loan at Risk (LAR) per Agustus 2025 berada di level 9,73 persen dari Juli 2025 9,68 persen dan rasio NPL perbankan periode yang sama tercatat di level 2,28 persen.
Tentunya, level LaR dan NPL yang saat ini masih relatif tinggi mencerminkan kondisi kualitas aset perbankan yang belum pulih serta mengindikasikan daya beli yang lemah, di tengah kondisi likuiditas yang masih relatif ketat.
Melihat hal itu, Panin Sekuritas menilai meskipun level NPL stabil di level 2,28 persen pada Agustus 2025, namun peningkatan LaR ke posisi 9,73 persen ini dapat mengindikasikan peningkatan kredit macet ke depan.
“Sebagai informasi, LaR cenderung mencakupi kredit yang sudah dalam perhatian khusus dan macet di bawah 90 hari, sehingga bisa memberikan gambaran akan kondisi kualitas aset ke depan,” tulis manajamen Panin dalam risetnya dikutip, 21 Oktober 2025.
Baca juga: Panin Sekuritas Nilai Positif Penyaluran Dana Rp200 T ke Bank Himbara
Di sisi lain, ia juga menyoroti strategi perbankan yang shifting lebih ke kredit investasi dan kredit korporasi cenderung lebih sebagai sikap hati-hati perbankan dalam menyalurkan kredit di tengah kondisi likuiditas dan daya beli masyarakat yang lemah.
Namun demikian, hal tersebut juga cenderung menekan profitabilitas dan kinerja perbankan seiring dengan kredit investasi dan korporasi yang cenderung memiliki yield lebih rendah.
Adapun, diharapkan ke depannya dengan pemotongan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah terjadi lima kali tahun ini, serta berbagai stimulus pemerintah di semester 2025 dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan dapat menjadi katalis positif bagi perbaikan kualitas aset perbankan.
Baca juga: Panin Sekuritas Proyeksikan TikTok Shop-Tokopedia Bakal jadi ‘Raja’ Industri E-Commerce di RI
Sebagai informasi, OJK mencatat kredit perbankan mengalami pertumbuhan 7,56 persen secara tahunan year on yea (yoy) atau menjadi Rp8.075 triliun pada periode Agustus 2025, pertumbuhan kredit itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,03 persen yoy. (*)
Editor: Yulian Saputra










