Poin Penting
- Kesehatan brand perbankan berpengaruh langsung pada peningkatan DPK, seperti yang terlihat pada BSI dengan lonjakan 11,46% berkat loyalitas nasabah.
- Reputasi dan kepercayaan nasabah menjadi faktor utama dalam menjaga stabilitas DPK, terutama bagi bank konvensional seperti BCA dan Bank Mandiri.
- Bank digital perlu memperkuat kredibilitas dan edukasi nasabah untuk membangun kepercayaan serta menjaga keberlanjutan pertumbuhan DPK.
Jakarta – Brand perbankan yang sehat terbukti berdampak positif terhadap peningkatan dana pihak ketiga (DPK). Demikian temuan riset dari Marketing Research Indonesia (MRI) bersama Infobank Media Group.
Chairman Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto mengatakan bahwa kepercayaan nasabah berpengaruh besar terhadap kesehatan DPK perbankan. Salah satu contohnya terlihat pada Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mencatatkan lonjakan DPK sebesar 11,46 persen secara year-on-year (yoy) pada akhir 2024 berkat loyalitas nasabahnya.
“Rata-rata pertumbuhan DPK BSI periode setelah survei naik paling tinggi dan konsisten dengan di angka 8,83 persen. Dan sebelum survei, akhir tahun 2024, pertumbuhan DPK mereka, menurut kami sangat tinggi,” ujarnya dalam acara MRI bertajuk “Beyond The Customer Experience: What Truly Builds a Healthy Brand?“, Rabu, 8 Oktober 2025.
Baca juga: Meski Muhammadiyah Cabut, DPK BSI Tetap Terbesar ke-6 di Indonesia
Pria yang akrab disapa EBS ini membandingkan dengan pertumbuhan DPK bank konvensional, yang mencapai 33,49 persen (yoy). Namun, setelah survei loyalitas nasabah, reratanya turun menjadi 30,96 persen.
Menurutnya, bank digital menghadapi tantangan besar dalam hal reputasi dan loyalitas karena belum memiliki ekosistem perbankan yang berkelanjutan seperti bank umum yang sudah lama berdiri.
“Reputasi merek yang kuat, seperti pada bank konvensional terkemuka, mendukung stabilitas DPK dalam jangka panjang, meskipun tantangan besar terus berkembang. Contoh BCA dan Bank Mandiri yang mampu stabil menjaga pertumbuhan DPK,” imbuh EBS.
Baca juga: DPK Tumbuh Tinggi, BCA Digital Tekan Rugi Bersih jadi Rp18,24 Miliar
Brand perbankan yang kuat juga berdampak positif terhadap cost of fund (CoF) yang sehat. Bank dengan reputasi baik dapat menjaring DPK berbiaya rendah, sehingga memiliki ruang untuk menanamkan likuiditas pada instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) atau Surat Berharga Negara (SBN).
Selain itu, peningkatan DPK turut memperkuat kepercayaan nasabah. yang pada akhirnya menjaga likuiditas perusahaan.
“Bank dengan reputasi tinggi mampu mengamankan aliran dana segar secara berkelanjutan melalui hubungan kepercayaan jangka panjang,” jelas EBS.
Baca juga: BI Borong SBN Rp198 Triliun untuk Biayai Program Asta Cita Prabowo
EBS menambahkan, perilaku nasabah sangat volatil dalam menempatkan dana di bank. Rumor negatif tentang suatu bank bisa memicu penarikan dana secara cepat ke bank lain yang dianggap lebih aman.
Karena itu, ia mengimbau agar bank digital terus meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan publik, termasuk dengan edukasi keamanan data yang memengaruhi persepsi nasabah.
“Tingkat kredibilitas dan persepsi nilai merek bagi bank digital masih terbatas. Sehingga, diperlukan langkah strategis. Merek-merek bank digital masih terbatas dan masih perlu diasosiasikan lagi,” tegasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso









