Poin Penting
- Sebanyak 58 BUMN dianugerahi “The Best State Owned Enterprise (SOE) 2025” oleh The Asian Post, berdasarkan hasil rating 160 BUMN periode 2023–2024
- Dari 160 BUMN yang dirating, 53 berpredikat “Sangat Bagus”, 20 “Bagus”, 16 “Cukup Bagus”, sementara 71 tidak lolos standar penilaian
- Eko B. Supriyanto menyoroti empat masalah utama BUMN berperforma buruk: politisasi dan birokratisasi, proyek non-feasible, salah kelola, serta lemahnya fungsi pengawasan.
Jakarta – Sebanyak 58 dari 160 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dirating dinobatkan sebagai BUMN terbaik tahun 2025 dan dianugerahi penghargaan “The Best State Owned Enterprise (SOE) 2025” oleh The Asian Post—bagian dari Infobank Media Group. Penghargaan diberikan pada ajang “Indonesia Economic Summit 2025” di Shangri-La Hotel, Jakarta, 2 Oktober 2025
Pemberian penghargaan “The Best State Owned Enterprise (SOE) 2025” didasarkan pada hasil kajian bertajuk “Rating 160 BUMN Versi The Asian Post 2025” yang dikeluarkan oleh The Asian Post Reseach. Rating diolah berdasarkan kinerja keuangan BUMN tahun 2023 – 2024 dan dikelompokan dalam tiga cluster, yakni BUMN, BUMN di bawah Kementerian Keuangan, dan anak perusahaan BUMN.
Hasil rating menunjukkan, dari 160 BUMN yang dirating, sebanyak 53 perusahaan berhasil mendapat predikat “ Sangat Bagus”, 20 perusahaan berpredikat “Bagus”, dan 16 perusahaan berpredikat “Cukup Bagus”. Selebihnya, sebanyak 71 perusahaan tidak meraih predikat karena nilainya di bawah 51 (nilai standar minimum penilaian rating The Asian Post Research).
Ke-53 BUMN peraih predikat “Sangat Bagus” inilah yang dianugerahi penghargaan “The Best State Owned Enterprise (SOE) 2025”. Selain 53 BUMN tersebut, ada 5 BUMN yang meraih Special Award. Jadi, total ada 58 BUMN peraih penghargaan. (Daftar 53 BUMN peraih penghargaan bisa dilihat di Majalah Infobank edisi September 2025 atau melalui Infobankstore.com).
“Mereka layak menerima penghargaan atas raihan kinerja terbaiknya di tahun 2024, di tengah banyaknya perusahan pelat merah dengan rapor merah dan tertimbun utang jumbo,” ujar Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group yang juga Founder The Asian Post, saat memberikan opening speech.
Baca juga: Menkeu Purbaya Siap Lunasi Tunggakan Kompensasi Rp55 Triliun ke BUMN
Menurut Eko, setidaknya ada empat penyebab BUMN berapor merah, sakit-sakitan, dan memiliki utang jumbo sehingga harus disuntik pemerintah. Satu, faktor politik, di mana BUMN sebagai perusahaan milik negara berada di ranah pasar dan politik. Di ranah pasar, seharusnya BUMN berorientasi pada pasar (market oriented).
“Namun, dalam praktiknya, BUMN harus mengikuti kemauan politik dan birokrasi. Politisasi dan birokratisasi membuat BUMN justru menjadi beban negara yang sebagian besar hidup dari suntikan modal pemerintah,” ujar Eko.
Dua, kata Eko, penugasan dari pemerintah untuk mengerjakan proyek yang tidak feasible secara bisnis tapi mengandalkan pinjaman komersial ditambah buruknya tatakelola perusahaan. Tiga, salah kelola (mismanagement) dan tidak adanya strategi yang jelas sehingga perusahaan tidak mampu berkompetisi di pasar. Empat, tidak berjalannya fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris yang diduduki banyak unsur politik pendukung pemerintah maupun pejabat kementerian.
“Jadi, pendirian Danantara yang digadang-gadang sebagai sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia itu, harus dibarengi dengan perbaikan di empat hal yang menjadi penyebab BUMN sakit-sakitan,” saran Eko.
Acara “Indonesia Economic Summit 2025” bertema “Sinergi Perbankan, BUMN, dan Swasta untuk Mendukung Asta Cita Koperas Desa Merah Putih” dan pemberian penghargaan “The Best State Owned Enterprise (SOE) 2025” dibuka oleh Menteri Koperasi Dr. Fery J. Juliantono, dengan Special Remark oleh Plt. Menteri BUMN yang juga COO Danantara Dony Oskaria.
Baca juga: Rating BUMN 2025 Susulan; Lima Perusahaan Raih Predikat “Sangat Bagus”, Ada BKI dan Sucofindo
Pada acara pembukaan, diberikan juga penghargaan “Infobank Integrity Award 2025” kepada Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Pembantu BRI Cabang Cempaka Mas, Jakarta, yang diberikan yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan karena mempertahankan integritasnya saat berhadapan dengan sindikat pembobol rekening dormant. Penghargaan diberikan langsung oleh Dony Oskaria dan Fery J. Juliantono kepada istri Ilham Pradipta, Puspita Aulia.
“Dalam kasus pembobolan rekening dormant di bank lain, pegawai bank menggadaikan kepercayaan nasabah, tapi Ilham Pradipta tetap menjaga integritasnya, bahkan diganti dengan nyawanya. Infobank sangat mengapresiasi,” ujar Eko. (DW)









