Himbara Kompak Kerek Suku Bunga Deposito Valas USD ke Level 4 Persen

Himbara Kompak Kerek Suku Bunga Deposito Valas USD ke Level 4 Persen

Poin Penting

  • Himbara kompak naikkan bunga deposito USD menjadi 4 persen per tahun mulai 5 November 2025 untuk tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan, berlaku di BNI, BRI, Mandiri, dan BTN.
  • Strategi tarik dana valas ke dalam negeri ditujukan untuk memperkuat likuiditas perbankan sekaligus memberi imbal hasil atraktif bagi nasabah yang sebelumnya menempatkan dana di luar negeri.
  • Bank-bank Himbara optimistis kebijakan ini memperluas basis dana valas, memberi alternatif diversifikasi portofolio bagi investor, serta mendukung stabilitas sektor keuangan nasional.

Jakarta – Himpunan bank milik negara (Himbara) kompak menaikkan suku bunga deposito dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 4 persen per tahun.

Langkah tersebut diambil untuk menarik nasabah menempatkan dana valuta asing (valas) di Indonesia serta memperkuat likuiditas perbankan.

Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, penyesuaian ini merupakan strategi perseroan untuk menghadirkan nilai tambah bagi nasabah, khususnya yang selama ini lebih banyak menempatkan dana valas di luar negeri.

“Fokus kami adalah memberikan imbal hasil yang atraktif agar dana valas bisa lebih banyak terserap di dalam negeri. Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BNI membuka peluang bagi nasabah yang selama ini menempatkan dana valasnya di luar negeri untuk berinvestasi di Tanah Air,” ujar Putrama.

BNI penyesuaian suku bunga Deposito yang akan berlaku efektif mulai 5 November 2025 bagi nasabah yang melakukan penempatan deposito.

BNI menetapkan bunga deposito USD sebesar 4 persen per tahun untuk tenor 1,3,6, dan 12 bulan. Skema ini. Berlaku untuk di semua tiering deposito mulai dari <USD100 ribu, ≥USD100 ribu hingga <1 juta, ≥USD1 juta hingga <10 juta, dan ≥USD10 juta.

Baca juga: Begini Jurus BSI Perkuat Likuiditas Valas

Sementara Direktur Utama BRI Hery Gunardi juga menyatakan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya memberikan alternatif diversifikasi portofolio bagi investor domestik dan asing yang ingin menempatkan dananya di Indonesia, tetapi juga mempertegas posisi BRI sebagai bank dengan fundamental kuat dan likuiditas stabil.

“Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BRI membuka peluang bagi investor untuk memperoleh imbal hasil optimal sembari mengakses stabilitas sistem keuangan Indonesia yang terus berkembang,” jelas Hery.

Hery menambahkan, kenaikan suku bunga deposito valas merupakan respon BRI terhadap dinamika pasar global sekaligus strategi untuk memperluas basis dana valuta asing. 

“Peningkatan suku bunga deposito valas ini menjadi salah satu upaya BRI dalam memberikan nilai tambah bagi nasabah, sekaligus memperkuat likuiditas perseroan dalam denominasi mata uang asing,” ujarnya.

Bank Mandiri

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga menaikan suku bunga deposito USD terhitung mulai 5 November 2025. Untuk tenor, 1,3,6, dan 12 bulan suku bunga yang diberikan, yaitu sebesar 4 persen untuk semua tiering deposito.

Sementara untuk tenor 24 bulan suku bunga deposito USD bervariasi, yakni <USD100 ribu suku bunga yang dibayar saat jatuh tempo sebesar 0,75 persen dan 0,66 persen jika dibayar di muka.

Lalu, USD100 ribu hingga <1 juta masing-masing sebesar 1,25 persen dan 1,14 persen, USD1 juta hingga <10 juta masing-masing 1,50 persen dan 1,38 persen, serta ≥USD10 juta masing-masing 1,75 persen dan 1,61 persen.

Baca juga: Bos LPS Ungkap Alasan Tahan Bunga Penjaminan Simpanan Valas

BTN

Himbara lain yang menaikkan suku bunga deposito USD adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Mereka menawarkan suku bunga deposito USD dan e-Deposito USD menjadi 4 persen per tahun dengan jangka waktu mulai 1, 3, 6, dan 12 bulan untuk seluruh strata nominal.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan penyesuaian suku bunga USD tersebut merupakan strategi perseroan untuk menarik lebih banyak dana valuta asing ke Indonesia.kebijakan tersebut juga menjadi wujud komitmen BTN mendukung stabilitas sektor keuangan nasional.

“Dengan bunga valas yang lebih menarik, kami berharap nasabah semakin yakin untuk menempatkan dana USD di dalam negeri. Penempatan tersebut bukan hanya sebagai instrumen investasi aman tapi juga turut memperkuat likuiditas perbankan Indonesia,” tutur Nixon. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62