Jakarta – Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Jumat, 19 September 2025. Rupiah berada di level Rp16.566 atau melemah 0,24 persen pada pukul 09:08 WIB.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan, proyeksi median anggota FOMC menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan akan ada dua pemangkasan suku bunga tambahan tahun ini.
“Namun, proyeksi pertumbuhan riil, pengangguran, dan revisi kenaikan inflasi inti yang kuat menimbulkan skeptisisme terhadap kemungkinan pemangkasan yang lebih tajam tahun depan,” kata Andry, Jumat, 19 September 2025.
Baca juga: Pasca BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Dibuka Melemah ke 16.457
Klaim pengangguran awal di Amerika Serikat (AS) turun 33.000 dari minggu sebelumnya menjadi 231.000 pada minggu kedua September 2025. Angka itu jauh di bawah konsensus pasar sebesar 240.000.
Penurunan tajam tersebut terjadi dari level tertinggi Oktober 2021 di angka 264.000, terutama karena lonjakan klaim di berbagai industri sebelumnya.
Sementara itu, Bank Indonesia secara tak terduga memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen pada rapat kebijakan September 2025.
“Keputusan ini mencerminkan proyeksi bahwa inflasi untuk tahun 2025 dan 2026 akan tetap berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 2,5 ± 1 persen, nilai tukar rupiah yang stabil, dan upaya berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Andry.
Baca juga: Rupiah Menguat 0,30 Persen, BI Sebut Stabilitas Terjaga
Sehingga, Andry memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.437 dan Rp16.545 per dolar AS hari ini.
“Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.437 dan Rp16.545 per dolar AS,” ucap Andry. (*)
Editor: Yulian Saputra










