Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama PT Pertamina Ekplorasi dan Produksi (Pertamina EP), Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Kementerian Pertanian meresmikan perbaikan jaringan irigasi dan jalan usaha tani sepanjang 718 meter di kawasan pengganti Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Desa Jatisura, Kabupaten Indramayu, Kamis, 11 September 2025.
Proyek ini merupakan bagian dari kewajiban alih fungsi lahan LP2B untuk kepentingan umum, khususnya pengembangan sektor energi migas.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bhayu Setta, menegaskan pihaknya berkomitmen mengelola sektor hulu migas dengan penuh tanggung jawab sekaligus menjaga keseimbangan dengan sektor pertanian.
“Hal ini demi tercapainya swasembada energi dan swasembada pangan sesuai Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo,” ujarnya, dikutip Kamis, 11 September 2025.
Baca juga: SPBU Aman di Tengah Unjuk Rasa, Bukti Kepercayaan Publik ke Pertamina
Ia menambahkan, persetujuan alih fungsi LP2B untuk operasi hulu migas merupakan yang pertama di Indonesia.
“Peresmian hari ini merupakan tonggak sejarah dan awal mula sinergi sektor hulu migas dan pangan,” jelasnya.
Indramayu sebagai Lumbung Pangan
Bupati Indramayu, Lucky Hakim menegaskan, Kabupaten Indramayu dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Barat, dengan luasan lahan pertanian pangan berkelanjutan mencapai 86.486 hektare.
“Kami mengapresiasi pembangunan infrastruktur dan pendampingan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Pertamina EP untuk mendukung peningkatan hasil produksi pertanian pangan di Indramayu,” jelasnya.
Upaya ini, sebut Lucky, diharapkan dapat mendorong pencapaian swasembada pangan di Jawa Barat. Ia berharap, pelaksanaan kegiatan ini menjadi sebuah sinergitas dan kolaborasi semua pemangku kepentingan dalam membangun Kabupaten Indramayu yang lebih maju.
Diketahui, pengalihan sebagian lahan LP2B dilakukan atas dasar kepentingan umum sebagaimana diatur dalam UU No. 41 Tahun 2009. Namun, pengalihan ini wajib diimbangi dengan penyediaan lahan pengganti yang setara secara fungsi dan produktivitas.
Berdasarkan kajian teknis yang difasilitasi oleh Universitas Padjajaran, Desa Jatisura dipilih sebagai lokasi lahan pengganti, dengan kondisi lahan yang masih perlu ditingkatkan infrastrukturnya.
Kondisi jaringan irigasi di Desa Jatisura sebelumnya hanya berupa saluran sederhana. Jalan usaha tani pun masih berupa jalan tanah yang rentan genangan. Dengan dilakukan sejumlah perbaikan, diharapkan produktivitas dan indeks pertanaman dapat meningkat secara signifikan.
Baca juga: Besok, Menkeu Purbaya Guyur Rp200 Triliun ke Enam Bank Himbara
Sementara itu, program dukungan ketahanan pangan yang dilakukan Pertamina EP di Desa Jatisura meliputi perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pertanian, serta peningkatan kapasitas petani desa.
Peningkatan jaringan irigasi tersier dan pengeboran sumur-sumur air dilakukan untuk mendukung pengairan 114,85 hektare lahan sawah.
Selain itu juga dibangun jalan usaha tani berbahan beton sepanjang 718 meter untuk mendukung mobilisasi hasil panen, yang akan sangat bermanfaat terutama saat musim hujan tiba.
Pentingnya Pengelolaan Lahan Pengganti
Direktur Pertamina EP, Rachmat Hidajat menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan lahan pengganti.
“Tidak hanya lahan pengganti yang kami serah terimakan hari ini. Sarana pendukung lainnya juga kami sertakan,” kata Rachmat.
Sejumlah peralatan dan perlengkapan untuk mendukung produksi pertanian diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu. Bantuan tersebut mencakup 2 unit traktor rotari, dan 10 unit alat semprot, agens Hayati, pupuk organik serta benih.
“Kami juga berkomitmen untuk melakukan pendampingan kepada kelompok tani di Desa Jatisura selama dua tahun ke depan, dengan mereplikasi program tanggung jawab sosial dan lingkungan ‘Jari Tangan’ (singkatan dari Kerja Tani Berdikari dan Tahan Pangan), yang sebelumnya sudah kami lakukan di kawasan yang berdekatan dengan wilayah operasi kami di Kabupaten Indramayu,” imbuh Rachmat.
Baca juga: KEK Indonesia Sukses Tarik Investor Global dan Perkuat Ekonomi
Proyek alih fungsi lahan ini juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal, terutama para petani, agar mereka dapat mengelola dan menjaga infrastruktur yang telah dibangun. Koordinasi antara pemerintah daerah, SKK Migas, Pertamina EP, dan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. (*)
Editor: Yulian Saputra










