Jakarta – PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) atau STM membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp116,99 miliar pada Semester I 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan Rp145,54 miliar pada Semester I 2024.
Sejalan dengan itu, perseroan juga mencatatkan kenaikan 12,46 persen pendapatan usaha menjadi Rp1,15 triliun pada semester I 2025, dari Rp1,02 triliun periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PT Sinar Terang Mandiri Tbk, Ivo Wangarry mengatakan, capaian tersebut sejalan dengan meningkatnya aktivitas operasional STM di sejumlah proyek, serta kontribusi kontrak-kontrak baru yang berhasil diraih pada awal tahun ini.
Baca juga: Arief Sidarto Ditunjuk Jadi Dirut Amman Mineral Gantikan Alexander Ramlie
Ia menjelaskan, STM terus menjaga fundamental bisnis yang solid di tengah dinamika industri jasa pertambangan. Realisasi kinerja ini menjadi landasan penting bagi STM dalam menjaga keberlanjutan usaha dan memastikan kontribusi positif terhadap pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.
“Kami menjaga momentum pertumbuhan dan memperkuat posisi STM sebagai mitra strategis di sektor jasa penunjang pertambangan, sekaligus menegaskan kepercayaan yang terus diberikan kepada STM. Strategi ekspansi dan peningkatan kapabilitas operasional diharapkan dapat terus menopang pertumbuhan bisnis,” ujar Ivo dalam keterangannya, Senin, 1 September 2025.
Ditopang Kontrak Anyar
Ivo menjelaskan, pertumbuhan pendapatan Semester I 2025 ditopang oleh dua kontrak baru yang bernilai strategis.
Kontrak pertama bersama PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) mencakup pengelolaan jasa penunjang pertambangan dan jasa pengangkutan material (hauling).
Kontrak kedua adalah Proyek Sampala bersama PT Erabaru Timur Lestari untuk pembangunan jalan hauling sepanjang 8 km.
“Kedua kontrak ini semakin memperluas portofolio bisnis dan mempertegas posisi STM sebagai mitra terpercaya di industri jasa penunjang pertambangan,” beber Ivo.
Menurutnya, ekspansi usaha tersebut sekaligus menjelaskan adanya peningkatan investasi STM pada Semester I 2025, berupa penambahan alat berat, infrastruktur pendukung, serta tenaga kerja baru.
Sejalan dengan langkah tersebut, nilai aset STM naik 24,5 persen menjadi Rp2 triliun per 30 Juni 2025, dari Rp1,61 triliun pada tahun lalu.
Baca juga: Laba Bersih MINE Tumbuh 6,9 Persen Jadi Rp62 Miliar di Q1 2025, Ini Pendorongnya
Peningkatan skala operasional juga berpengaruh pada struktur biaya.
Beban tenaga kerja meningkat 33,09 persen menjadi Rp161,64 miliar dari Rp121,45 miliar pada tahun lalu. Beban pokok pendapatan mencapai Rp929,59 miliar dari sebelumnya Rp768,81 miliar.
Ekspansi usaha STM juga tecermin dari beban penyusutan aset tetap yang meningkat menjadi Rp155,46 miliar, dari Rp89 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini terjadi seiring dengan adanya depresiasi alami dari alat berat yang telah digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Kondisi ini mencerminkan tingginya tingkat utilisasi aset operasional STM dalam mendukung berbagai proyek, sekaligus menegaskan pengalaman dan kapabilitas STM dalam menjalankan jasa penunjang pertambangan secara konsisten.
Optimistis Jaga Pertumbuhan
“Kenaikan biaya dari ekspansi bukan kami pandang sebagai beban, melainkan sebagai investasi strategis, baik dalam penguatan SDM maupun penambahan alat berat. Dengan kapasitas yang semakin besar, STM semakin siap mengelola proyek-proyek baru sekaligus meningkatkan produktivitas di masa mendatang,” kata Ivo.
Ivo menambahkan, proyek baru yang berhasil diraih, seperti kontrak bersama PT Sulawesi Cahaya Mineral dan Proyek Sampala, semakin mempertegas kepercayaan mitra strategis terhadap kapabilitas STM dalam memberikan layanan berkualitas tinggi.
“Kontrak-kontrak baru ini menjadi bukti nyata pengakuan pasar atas kapabilitas STM. Kami optimistis keberadaan proyek berskala besar ini akan memperkuat portofolio dan membuka ruang pertumbuhan yang lebih besar bagi STM di masa depan,” pungkas Ivo.
Dengan capaian kinerja Semester I 2025 ini, peningkatan investasi pada SDM, pertumbuhan aset, serta tambahan kontrak baru, Perusahaan optimistis dapat menjaga kesinambungan usaha dan memberikan nilai tambah jangka panjang.
“STM akan terus melanjutkan strategi ekspansi dan penguatan kapabilitas untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan di industri jasa penunjang pertambangan,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










