Jakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mencatat kinerja impresif pada paruh pertama 2025, meski kondisi makro ekonomi dan daya beli masyarakat melemah. Pendapatan konsolidasi perusahaan tercatat sebesar Rp73 triliun, EBITDA Rp36,1 triliun dengan margin 49,5 persen, serta laba bersih sebesar Rp11 triliun atau margin 15 persen.
Kontribusi pendapatan terbesar datang dari bisnis data, internet, dan layanan IT senilai Rp42,5 triliun.
Pendapatan dari lini bisnis network dan layanan telekomunikasi lainnya naik 9,8 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp7,5 triliun, didorong bisnis solusi pembayaran, jaringan, dan satelit.
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menegaskan percepatan eksekusi strategi transformasi menjadi kunci keberhasilan menghadapi industri digital yang kompetitif.
“Kami konsisten memperkuat tata kelola dan budaya kerja Digital Ways of Working untuk menciptakan nilai jangka panjang dan memenangkan pasar,” ujar Dian, dalam keterangannya, dikutip, Kamis, 21 Agustus 2025.
Baca juga: Telkom Kembangkan Solusi Berbasis AI untuk Dukung Bisnis UMKM
Sementara itu, Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja mengungkapkan, kinerja solid Telkom berpotensi terus tumbuh dan memberikan kontribusi pendapatan dan laba ke depannya.
“Kami melihat anak usaha yang bergerak di bidang infrastruktur digital berpotensi memberikan peningkatan kontribusi pendapatan dan laba bagi perusahaan di masa mendatang,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, infrastruktur digital tersebut meliputi bisnis data center, bisnis jaringan telekomunikasi last-mile dan backbone, serta bisnis kabel bawah laut yang yang mampu menghubungkan Indonesia dengan berbagai negara.
Kapabilitas dan aset perusahaan dinilai mampu menarik investasi serta permintaan dari pemain lokal maupun multinasional.
Strategi Fokus B2B dan Optimisasi Aset
Henry menilai, fokus Telkom memperkuat lini B2B tepat, mengingat bisnis B2C melalui Telkomsel sudah mulai mature. Potensi B2B besar, ditandai pembangunan data center masif, permintaan cyber security meningkat, dan digitalisasi bisnis untuk efisiensi usaha.
Segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Enterprise, Wholesale & International, bisnis menara telekomunikasi, data center, dan cloud dinilai berpotensi memberikan kontribusi positif pada masa depan.
Baca juga: Demi Efisiensi, Telkom Terus Perdalam Adopsi AI
Namun kontribusi segmen Consumer terhadap total pendapatan kemungkinan mulai menurun, karena bisnis Telkomsel terutama mobile sudah mature.
“Pertumbuhan bisnis Telkomsel akan bertumpu pada peningkatan penetrasi fixed broadband di Indonesia,” ujar Henry.
Konsolidasi aset dan membuka akses infrastruktur ke pihak luar dinilai mampu mengoptimalkan asset return jangka panjang. (*)
Editor: Yulian Saputra










