Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan atau Bank Kalsel mencatatkan kinerja positif di kuartal II 2025. Bank yang dipimpin Fachrudin sebagai direktur utama ini berhasil mengantongi laba bersih Rp204,01 miliar, naik 15,36 persen secara tahunan atau year on year (yoy) ketimbang tahun yang sebesar Rp176,84 miliar.
Merujuk laporan keuangan perseroan dikutip 12 Agustus 2025, pertumbuhan laba Bank Kalsel ditopang oleh pendapatan bunga yang tumbuh 6,49 persen dari Rp1,21 triliun di Juni 2024 menjadi Rp1,29 triliun pada Juni 2025. Beban bunga juga berhasil ditekan 0,14 persen dari Rp567,60 miliar menjadi Rp566,75 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank Kalsel naik 12,35 persen menjadi Rp723,99 miliar.
Bank Kalsel juga berhasil menekan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dari level 80,81 persen turun menjadi 80,34 persen. Penurunan rasio BOPO ini menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan bisnisnya.
Baca juga: Laba Bank Sultra Merosot 22,08 Persen Menjadi Rp166,23 M di Juni 2025
Dari sisi kinerja intermediasi, penyaluran kredit dan pembiayaan Bank Kalsel sedikit mengalami tekanan. Per Juni 2025, penyaluran kredit dan pembiayaan turun tipis 0,48 persen menjadi Rp14,32 triliun. Ini berbanding terbalik dengan tren industri yang mencatatkan pertumbuhan kredit 7,77 persen menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Meskipun begitu, Bank Kalsel berhasil memperbaiki kualitas kreditnya. Tercermin, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun dari 4,48 persen menjadi 3,56 persen, dan NPL net stagnan di level 1,15 persen. Angka ini masih jauh di bawah batas aman 5 persen yang ditetapkan OJK.
Mesin intermediasi dari sisi pengumpulan dana masyarakat justru mengalami pertumbuhan signifikan. Dana pihak ketiga (DPK) Bank Kalsel mencapai Rp22,04 triliun di Juni 2025, naik 18,03 persen ketimbang tahun lalu yang sebesar Rp18,67 triliun. Pertumbuhan ini melampaui jauh dari industri yang berada di level 6,89 persen per Juni 2025.
Jika ditelaah, kenaikan DPK Bank Kalsel ditopang oleh current account saving account (CASA) atau dana murah yang meningkat 14,49 persen menjadi Rp14,70 triliun. Adapun rasio dana murah terhadap DPK tercatat sebesar 33,27 persen.
Baca juga: Tergerus Kenaikan Beban, Laba Bank BJB Turun 7,63 Persen Jadi Rp712,07 M di Juni 2025
Performa profitabilitas Bank Kalsel juga mengalami kenaikan. Ini tercermin dari rasio return on assets (ROA) naik dari 1,80 persen menjadi 1,85 persen. Hanya saja, return on equity (ROE) mengalami penurunan dari 12,37 persen menjadi 11,40 persen.
Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) Bank Kalsel turun dari 77,07 persen di Juni 2024 menjadi 64,97 persen pada Juni 2025. Penurunan ini menandakan fungsi intermediasi masih tertekan dan berpotensi pada penurunan pendapatan serta laba. Sebagai catatan, batas ideal LDR perbankan berada di kisaran 78 persen – 92 persen.
Menutup semester I 2025, total aset Bank Kalsel mencapai Rp29,26 triliun. Angka ini tumbuh 17,86 persen dari Rp24,82 triliun. (*)










