Strategi Eraspace Pertahankan Penjualan di Tengah Daya Beli Melemah

Strategi Eraspace Pertahankan Penjualan di Tengah Daya Beli Melemah

Jakarta – Kenaikan inflasi dan suku bunga acuan memberikan dampak nyata terhadap daya beli konsumen, termasuk di sektor ritel gadget dan teknologi. Meski penjualan perangkat flagship tetap kuat, Eraspace–situs e-commerce resmi yang dijalankan oleh PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA)–mengakui adanya pergeseran signifikan dalam pola belanja pelanggan.

“Kalau inflasi dan kenaikan suku bunga, ya, itu pasti mempengaruhi daya beli konsumen. Meskipun terlihat tidak terlalu terimbas karena penjualan flagship handphone tetap laris, tapi most of Indonesian pasti terimbas,” ujar Marlin Silviana, Head of Marketing Technology Eraspace, dalam ajang Growth Summit 2025 yang digelar Moengage dan Infobank Digital di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.

Menurut Marlin, konsumen kini semakin menunda pembelian perangkat baru, khususnya smartphone kelas atas yang masih relevan digunakan dalam jangka 2–3 tahun.

“Pergantian handphone itu semakin lama, semakin panjang. Apalagi kalau flagship, sebenarnya 2-3 tahun belum terlalu ketinggalan,” ungkapnya dalam gelar wicara yang dipandu moderator Setia Wardhani, Associate Director Enterprise Sales Moengage.

Baca juga: Target Saham ERAA Diproyeksi Terkerek ke Rp670, Ini Katalis Pendorongnya

Selain itu, konsumen menjadi lebih berhati-hati dan sensitif terhadap harga, apalagi dengan mudahnya membandingkan penawaran di berbagai platform digital dan toko fisik.

Biaya Platform dan Akuisisi Pelanggan Meningkat

Tantangan lain yang dihadapi Eraspace adalah meningkatnya biaya platform (platform fee) serta naiknya biaya aktivitas pelanggan, terutama di ekosistem marketplace.

“Dari sisi brand yang punya toko online di marketplace, kita juga menemukan satu isu, yaitu kenaikan platform fee dan biaya akuisisi pelanggan yang makin tinggi,” jelas Marlin.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Eraspace memperkuat fokus pada retensi pelanggan, dengan mengandalkan program loyalitas lintas merek bertajuk MyEraspace.

“Untungnya, kita sudah membangun group-wide loyalty program yang kita sebut MyEraspace. Program ini bisa digunakan di seluruh gerai ritel kami, mulai dari Era Phone, iBox, e-sports, hingga Paris Baguette dan lainnya,” tutur Marlin.

Baca juga: Bos BCA dan Erajaya Berbagi Wawasan Investasi-Diversifikasi Bisnis

Dengan MyEraspace, pelanggan dapat terus dikomunikasikan secara personal, terutama untuk mendorong pembelian ulang perangkat dan memperkenalkan lini bisnis lainnya melalui strategi cross-selling.

Konversi dari Marketplace dan Pemanfaatan Data Interaksi

Marlin Silviana, Head of Marketing Technology Eraspace, dalam ajang Growth Summit 2025 yang digelar Moengage dan Infobank Digital di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 7 Agustus.
Marlin Silviana, Head of Marketing Technology Eraspace. (Foto: Zaenal Abdurrani)

Eraspace juga mendorong integrasi antara pembelian di marketplace dengan sistem loyalitas mereka. Pelanggan yang bertransaksi menggunakan email dan nomor telepon yang sama dapat memperoleh poin dan benefit tambahan di platform Eraspace.

“Intinya, kita ingin menarik mereka masuk ke dalam ekosistem kita sendiri,” ujar Marlin.

Baca juga: Marketplace Butuh Transisi dan Sosialisasi Sebelum Pungut Pajak

Dalam hal pemasaran digital, Eraspace mengandalkan data interaksi dari situs web mereka untuk membangun segmen audiens yang lebih tertarget, demi meningkatkan tingkat konversi iklan.

“Kita pelajari, kalau orang yang sudah berinteraksi di website kita kemudian kita kasih iklan, hasilnya jauh lebih baik dibandingkan target ke broader audience,” ucapnya.

Fokus ke Pelanggan dan Integrasi Antar-Tim

Marlin menekankan bahwa dalam menjalankan transformasi digital, perusahaan sebaiknya tidak semata-mata fokus pada teknologi, melainkan pada kebutuhan pelanggan dan kolaborasi internal.

“Jangan fokus kepada teknologi, tapi fokus kepada pelanggannya dahulu. Apa yang dibutuhkan oleh pelanggan,” tegasnya.

“Yang nggak kalah penting adalah integrasi, tidak hanya soal data tapi juga antar-tim. Teknologi yang mahal bisa jadi kurang maksimal kalau tidak terintegrasi,” pungkasnya. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62