BI: Tiga Tahun Terakhir Indonesia Penuh Ketidakpastian

BI: Tiga Tahun Terakhir Indonesia Penuh Ketidakpastian

Bank Indonesia terus mewaspadai kondisi global yang belum menentu, sehingga dalam tiga tahun terakhir Indonesia penuh ketidakpastian. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Bank Indonesia (BI) menilai, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang mengalami tekanan hingga menyentuh di level terendahnya yakni Rp14.000-an per USD, dianggap masih lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang negara lain.

“Kalau kita ikuti nilai tukar Rupiah, year to date (ytd) 12,9% depresiasinya. Kalau dibandingkan dengan mata uang lain kita lebih kuat, Brazil depresiasinya 33%, Turki 25%, Malaysia 21%, dan Afrika Selatan 13%,” ujar Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo, di Jakarta, Jumat, 28 Agustus 2015.

Agus meminta agar publik tetap tenang dalam melihat kondisi nilai tukar Rupiah yang saat ini tengah mengalami tekanan begitu dalam. Namun, BI terus mewaspadai kondisi global yang hingga kini belum menentu, sehingga dalam tiga tahun terakhir Indonesia penuh ketidakpastian.

“Mohon tetap tenang, kita harap ekonomi kita mengarah ke yang lebih baik dan perlu waspada, karena 3 tahun terakhir penuh ketidakpastian. BI akan selalu ada di pasar jaga stabilitas dan respon dalam bentuk bauran kebijakan makroprudensial agar penyaluran kredit lebih lancar,” tutupnya. (*)

@rezki_saputra

Related Posts

News Update

Top News