Rapor Semester I 2025 Bank Nobu Biru! Tumbuh di Atas Industri dan Laba Melonjak 82,58%

Rapor Semester I 2025 Bank Nobu Biru! Tumbuh di Atas Industri dan Laba Melonjak 82,58%

Jakarta – Kinerja Bank Nationalnobu (Bank Nobu) hingga semester I 2025 benar-benar bikin senyum para pemegang saham. Sebab, laba bersih bank yang berkode saham NOBU ini melonjak signifikan 82,58 persen secara tahunan (yoy), dari Rp127,75 miliar per Juni 2024 menjadi Rp233,24 miliar.

Pertumbuhan laba yang impresif tersebut, utamanya ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga serta efisiensi dalam beban operasional.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi yang dikutip Selasa, 5 Agustus 2025, pendapatan bunga Bank Nobu tumbuh 28,30 persen menjadi Rp1,24 triliun, meski di saat yang sama beban bunga juga meningkat 30,78 persen menjadi Rp666,03 miliar.

Biar begitu, bank ini tetap berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih 25,53 persen menjadi Rp571,32 miliar. Hal ini menunjukkan kemampuan Bank Nobu dalam menjaga interest spread-nya tetap positif.

Baca juga: Bank Nobu Tak Bagi Dividen dan Tambah Pengurus

Dari sisi efisiensi, beban operasional lainnya tercatat susut 7,78 persen menjadi Rp271,47 miliar. Penurunan ini mendorong rasio efisiensi biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengecil dari 85,59 persen menjadi 79,97 persen.

Dengan rasio BOPO yang sudah berada di bawah ambang ideal 85 persen, Bank Nobu menunjukkan kemampuannya dalam mengelola biaya operasional secara lebih efektif.

Di sisi intermediasi, kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit bank ini juga mencatat pertumbuhan yang mengungguli industri.

DPK bank yang dipimpin Suhaimin Djohan sebagai direktur utama ini, tumbuh 20,09 persen menjadi Rp25,21 triliun, jauh di atas pertumbuhan DPK industri per Juni 2025 yang tercatat 6,96 persen menurut OJK.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan deposito 26,98 persen menjadi Rp16,27 triliun, sementara dana murah (giro dan tabungan) tumbuh 9,29 persen menjadi Rp8,93 triliun.

Pertumbuhan Kredit

Adapun kredit tumbuh 17,91 persen menjadi Rp20,56 triliun, jauh melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 7,77 persen.

Peningkatan itu disertai dengan kualitas kredit yang tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (NPL gross) berada di level 0,68 persen, jauh di bawah batas aman 5 persen yang ditetapkan regulator. Bahkan NPL net berada di angka 0,51 persen, mencerminkan manajemen risiko kredit yang sangat baik.

Peningkatan aset juga terjadi cukup signifikan, tumbuh 17,73 persen menjadi Rp36,16 triliun dari Rp30,71 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan ekspansi usaha Bank Nobu yang semakin luas dan solid.

Baca juga: Belum Ada Kepastian, OJK Tanggapi Rencana Merger Bank Nobu dan Bank MNC

Dari sisi permodalan, modal inti meningkat 14,96 persen menjadi Rp3,67 triliun, sementara rasio kecukupan modal (CAR) tetap kuat di level 25,02 persen, jauh di atas ketentuan minimum.

Rasio likuiditas loan to deposit ratio (LDR) 81,54 persen, berada dalam rentang ideal antara 78 persen hingga 92 persen, menandakan bahwa bank ini tetap menjaga keseimbangan antara likuiditas dan ekspansi kredit.

Cerminan Kinerja yang Makin Sehat

Lebih jauh, peningkatan rasio-rasio keuangan juga menjadi cerminan kinerja yang semakin sehat. Return on asset (ROA) naik dari 1,13 persen menjadi 1,69 persen, menunjukkan bahwa bank ini semakin produktif dalam mengelola aset untuk menghasilkan laba.

Sementara return on equity (ROE) melonjak dari 8,11 persen menjadi 13,18 persen, mencerminkan efisiensi dalam memanfaatkan modal untuk mencetak keuntungan.

Baca juga: QRIS Tap Masuk Makassar, Nobu Bank Andalkan Sektor Pariwisata dan UMKM

Apresiasi juga pantas diberikan atas kinerja net interest margin (NIM) yang meningkat dari 3,64 persen menjadi 3,71 persen.

Kenaikan NIM menunjukkan bahwa Bank Nobu mampu mengelola aset produktifnya dengan lebih efektif, sekaligus menjaga profitabilitas di tengah persaingan dan tekanan suku bunga. (*) Ari Nugroho

Related Posts

News Update

Netizen +62