Jakarta – Kinerja keuangan Bank Maspion menunjukkan pelemahan signifikan pada semester I 2025, terutama dari sisi laba bersih. Hingga akhir Juni 2025, bank yang dipimpin oleh Kasemsri Charoensiddhi sebagai direktur utama ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp25,03 miliar, turun tajam 50,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp50,37 miliar.
Mengutip laporan keuangan publikasi pada Selasa, 5 Agustus 2025, penurunan laba Bank Maspion yang merupakan bank milik Kasikornbank (KBank), salah satu institusi finansial terbesar di Thailand, terjadi di tengah kenaikan pendapatan bunga yang tumbuh 6,16 persen secara tahunan, dari Rp725,42 miliar menjadi Rp770,08 miliar.
Di sisi lain, beban bunga meningkat lebih tinggi sebesar 15,00 persen, dari Rp359,99 miliar menjadi Rp413,99 miliar. Kenaikan beban bunga yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan bunga berdampak pada tertekannya pendapatan bunga bersih yang menurun 3,10 persen menjadi Rp354,10 miliar.
Baca juga: Krom Bank Bukukan Laba Rp73,19 Miliar di Juni 2025, Tumbuh 12,36 Persen
Dari sisi efisiensi operasional, Bank Maspion juga mencatatkan peningkatan beban operasional lainnya sebesar 7,02 persen menjadi Rp326,28 miliar. Hal ini menyebabkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 92,04 persen menjadi 96,33 persen. Angka tersebut jauh di atas level ideal 85 persen, yang menandakan efisiensi bank melemah pada paruh pertama tahun ini.
Meskipun demikian, kinerja fungsi intermediasi masih menunjukkan perkembangan yang menarik. Dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh tinggi sebesar 21,86 persen yoy, menjadi Rp14,69 triliun, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan industri yang sebesar 6,96 persen.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh kenaikan dana murah atau current account saving account (CASA) yang meningkat 37,38 persen menjadi Rp3,39 triliun. Rasio dana murah terhadap DPK juga membaik dari 20,46 persen menjadi 23,07 persen, menandakan peningkatan efisiensi biaya dana (cost of fund).
Pun begitu, penyaluran kredit justru mengalami kontraksi sebesar 4,49 persen yoy, turun dari Rp15,17 triliun menjadi Rp14,49 triliun. Hal ini berbanding terbalik dengan tren industri yang mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,77 persen menurut data OJK.
Meskipun demikian, Bank Maspion patut diapresiasi karena berhasil memperbaiki kualitas kreditnya. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun dari 3,40 persen menjadi 2,73 persen, dan NPL net menurun signifikan dari 2,82 persen menjadi 1,42 persen. Angka ini masih jauh di bawah batas aman 5 persen yang ditetapkan regulator.
Aset Bank Maspion per Juni 2025 tercatat Rp23,24 triliun, meningkat 8,77 persen yoy. Meski aset tumbuh, modal inti mengalami penurunan sebesar 5,74 persen menjadi Rp6,21 triliun. Namun, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tetap sangat kuat, naik dari 42,91 persen menjadi 45,93 persen, menandakan bank masih memiliki kapasitas yang baik dalam menanggung berbagai risiko yang mungkin akan terjadi.
Baca juga: Laba Allo Bank Naik 13,2 Persen Jadi Rp227 Miliar di Semester I 2025
Dari sisi profitabilitas, pelemahan juga tercermin dalam penurunan rasio return on assets (ROA) dari 0,63 persen menjadi 0,26, dan return on equity (ROE) dari 1,53 persen menjadi 0,80 persen. Penurunan rasio ini menunjukkan berkurangnya kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aset dan modal yang dimiliki.
Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) Bank Maspion turun drastis dari 125,87 persen menjadi 98,66 persen. Penurunan ini patut diapresiasi karena mendekati kisaran ideal 78 persen – 92 persen, mencerminkan pengelolaan likuiditas yang lebih hati-hati dan berimbang antara penyaluran kredit dan penghimpunan dana.
Bank Maspion berhasil mencatatkan pertumbuhan aset dan penghimpunan dana yang tinggi serta perbaikan kualitas kredit hingga semester pertama 2025, tapi tekanan pada laba bersih dan efisiensi operasional menjadi tantangan utama yang perlu segera diatasi untuk menjaga keberlanjutan kinerja ke depan. (*) Ari Nugroho










