Jakarta – Di tengah meningkatnya ancaman penipuan digital berbasis AI, VIDA—penyedia identitas digital di Indonesia—meluncurkan dua inisiatif strategis: Where’s The Fraud Hub dan fitur Magic Scan dalam aplikasi VIDA.
Keduanya dirancang untuk memberikan perlindungan berlapis bagi masyarakat sekaligus memperkuat ekosistem keamanan digital nasional.
“Penipuan berbasis AI bukan lagi bayang-bayang masa depan, melainkan ancaman nyata yang tengah kita hadapi. Kami percaya bahwa edukasi dan solusi harus hadir secara sinergi,” ujar Niki Luhur, Founder & Group CEO VIDA, Jumat, 25 Juli 2025.
Where’s The Fraud Hub: Edukasi Publik untuk Lawan Penipuan Digital
Sementara itu, where’s The Fraud Hub merupakan pusat literasi digital dan deteksi penipuan berbasis AI pertama di Indonesia. Inisiatif ini menyediakan white paper dan studi kasus tentang modus penipuan digital, panduan mendeteksi penipuan berbasis AI, konten edukasi dan video kampanye literasi publik yang mudah dipahami.
Direktur Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi, Teguh Arifiyadi, menyampaikan bahwa lebih dari 90 persen kasus penipuan digital disebabkan oleh social engineering dan phishing. “VIDA, sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE), memegang peran penting dalam verifikasi identitas yang akurat guna mencegah penipuan yang semakin canggih akibat pemanfaatan teknologi AI,” kata Teguh, Jumat, 25 Juli 2025.
Magic Scan: Digitalisasi Dokumen yang Aman dalam Satu Aplikasi
VIDA juga memperkenalkan Magic Scan, fitur baru di aplikasi VIDA yang memungkinkan pengguna untuk memindai dokumen langsung dari ponsel, melakukan batch scan hingga 15 dokumen sekaligus, menandatangani dokumen secara digital dengan sertifikat elektronik yang sah (legally binding), membubuhkan e-Meterai resmi langsung dari aplikasi, menyimpan dokumen di dalam ekosistem VIDA, dan engunduh dokumen ke perangkat pengguna.
Fitur ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan pelaku usaha dalam mengelola dokumen penting secara praktis dan aman, bahkan saat menggunakan jaringan publik seperti Wi-Fi umum. Semua data tersimpan dalam sistem VIDA yang terenkripsi dan tersertifikasi.
Menurut data Komdigi, lebih dari 250 juta dokumen telah ditandatangani secara elektronik sepanjang 2024. Banyak di antaranya bernilai hingga ratusan juta rupiah, sehingga penting bagi masyarakat untuk dapat memverifikasi keaslian tanda tangan elektronik.
“Dengan Where’s The Fraud Hub dan Magic Scan, kami tidak hanya menghadirkan teknologi, tetapi juga membangun kesadaran dan ketangguhan masyarakat dalam melindungi diri di era digital,” tambah Niki.
VIDA menegaskan komitmennya untuk terus mendukung perlindungan konsumen dan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia melalui inovasi identitas digital dan teknologi keamanan berbasis AI. (*) Ayu Utami










