Jakarta – Kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan masih menjadi misteri. Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab meninggalnya almarhum yang ditemukan tewas di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).
Polda Metro Jaya pun telah memeriksa 15 saksi dan sejumlah barang bukti. Terbaru, didapati fakta mengenai kunci kamar korban, yakni kunci yang dapat dibuka dengan akses kartu dan hanya bisa dioperasikan dari dalam.
Kemenlu sendiri telah menyerahkan sepenuhnya proses pemeriksaan kematian Arya Daru kepada pihak kepolisian. Sejumlah dukungan pun diberikan, termasuk rekaman CCTV di lingkungan Kemenlu.
Baca juga : DPR Desak Polisi Usut Kematian Janggal Diplomat Kemlu di Menteng
Profil Arya Daru Pangayunan
Banyak pihak yang penasaran dengan sosok Arya Daru Pangayunan. Berikut sekilas profil tentang dirinya.
Pria kelahiran Sleman, Yogyakarta pada 15 Juli 1986 ini dikenal sebagai sosok yang cerdas. Ia diketahui menempuh pendidikan Fakultas Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM).
Arya Daru Pangayunan meniti karier sebagai staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon, pada periode 2011-2013.
Ia melanjutkan tugasnya sebagai third secretary pada bidang politik di KBRI Dili, periode tahun 2018-2020.
Baca juga : Indonesia Tegaskan Tidak Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel Terkait OECD
Dinukil Antara, dirinya juga pernah mengemban tugas sebagai Second Secretary bidang ekonomi, sosial, dan budaya di KBRI Buenos Aires antara tahun 2020-2022.
Hingga akhirnya, Arya dipercaya menjabat sebagai Diplomat Ahli Muda di Direktorat Perlindungan WNI, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Berikut rekam jejak karier Arya Daru Pangayunan
- 2011–2013: Staf di Kedutaan Besar RI di Yangon, Myanmar
- 2018–2020: Third Secretary (Fungsi Politik) di KBRI Dili, Timor Leste
- 2020–2022: Second Secretary (Fungsi Ekonomi, Sosial & Budaya) di KBRI Buenos Aires, Argentina
- 2025 (hingga Juli): Diplomat Ahli Muda di Direktorat Perlindungan WNI, Kemenlu RI. (*)
Editor: Galih Pratama










