Jakarta – PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mencatat penyaluran pembiayaan atau kredit berkelanjutan senilai Rp37,85 triliun di sepanjang tahun 2024. Angka ini naik 17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur OCBC Heriyanto mengatakan, dari total pembiayaan berkelanjutan tersebut, 42 persen di antaranya disalurkan melalui inisiaitif Green Financing dan Sustainability-linked Loan (SLL) yang ditawarkan bank.
Menurutnya, melalui skema pembiayaan SLL, OCBC membuka peluang pembiayaan berkelanjutan bagi seluruh sektor industri, tidak hanya spesifik pada sektor tertentu. Syaratnya, selama debitur memiliki Key Performance Indicator (KPI] keberlanjutan yang ambisius dan relevan.
Baca juga : BNI Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp182,2 Triliun per April 2025
“Hingga saat ini, OCBC telah menyalurkan SLL untuk berbagai sektor diantaranya sektor kelapa sawit, forestry, chemical manufacturing, real estate; termasuk juga SLL dengan KPI yang menyasar dampak sosial,” jelasnya, di Jakarta, Kamis, 24 Juli 2025.
Lanjutnya, OCBC juga menyalurkan pembiayaan hijau untuk berbagai sektor termasuk untuk membiayaienergi terbarukan, pengelolaan Sumber Daya Alam berkelanjutan, pengelolaan limbah, serta bangunan hijau (green building] dan green mortgage, dan lain-lain.
“OCBC juga merupakan bank pertama di Indonesia yang menerbitkan Green and Gender Bond dengan fasilitas maksimum sebesar Rp2,75 triliun,” jelasnya.
Baca juga : Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan BRI Tembus Rp796 Triliun di Kuartal I 2025
Sejalan dengan itu, kata dia, upaya keberlanjutan OCBC juga diwujudkan melalui berbagai program sosial yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkunpan.
Sepanjang 2024—2025, OCBC berkolaborasi denpan OCBC Group menargetkan penanaman lebih dari 21.000 bibit mangrove di sejumlah wilayah pesisir strategis, seperti Bangka Belitung, pesisir utara Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan.
Program ini melibatkan karyawan dan didukunp oleh dana yanp dihasilkan dari program penpelolaan limbah berbasis circular economy.
“Bagi kami, keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab moral, tapi merupakan fondasi penting dalammembangun ketahanan bisnis jangka panjang. Dari efisiensi operasional gedung hingga skema pembiayaan,semua dirancang untuk mendorong transformasi menuju praktik yang lebih bertanggung jawab,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama









