Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah menetapkan kebijakan tarif untuk Indonesia sebesar 19 persen. Lalu, apa dampaknya terhadap daya asing produk Indonesia?
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, mengatakan tarif yang ditetapkan AS terhadap Indonesia tersebut termasuk kategori rendah jika dibandingkan negara ASEAN lainnya. Dia pun menyakini, tarif impor 19 persen tak serta merta membuat produk Indonesia kalah bersaing.
“Indonesia diperkirakan masih mampu bersaing dengan negara lain,” jelas Misbakhun dalam Webinar ISEI di Jakarta, 21 Juli 2025.
Lalu, apa yang menjadi selling point produk Indonesia? Misbakhun mengatakan, produk Indonesia memiliki “keunikan” tersendiri yang tak bisa ditawarkan negara lain. Ini menjadi modal untuk bersaing di tengah penerapan tarif 19 persen.
Baca juga: INDEF Ramal Ekonomi RI Terkontraksi Akibat Tarif Trump
“Di mana produk palm oil, produk-produk pertambangan Indonesia, sumber daya mineral Indonesia tidak sama dengan yang dimiliki oleh negara-negara di kawasan maupun negara di mana pun,” imbuhnya.
Di sisi lain, Misbakhun tetap menyoroti konsekuensi dari tarif Trump yang harus ditanggung Indonesia. Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia berkomitmen untuk membeli energi dari AS senilai USD15 miliar.
Selain energi, Indonesia juga “diwajibkan” untuk memborong produk pertanian AS sebesar USD4,5 miliar dan 50 pesawat Boeing.
Menurut Misbakhun, ketetapan komitmen Indonesia tersebut perlu mendapatkan perhatian. Komitmen ini bisa berujung persaingan tidak sehat bagi para petani di Indonesia.
“Yang perlu kita persiapkan adalah bagaimana petani-petani di Indonesia itu siap menghadapi situasi kompetisi dengan produk pertanian Amerika ini yang harus kita antisipasi sejak awal,” ucap Misbakhun.
Meski demikian, lanjut Misbakhun, dirinya bersyukur bahwa sebelum adanya kebijakan untuk membeli produk pertanian AS tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan aturan terkait dengan harga gabah.
Baca juga: Tarif Impor AS Turun 19 Persen, DPR Desak Insentif untuk UMKM dan Industri Strategis
“Aturan ini diharapkan mampu mendorong penguatan pertumbuhan di sektor pertanian,” ujarnya.
Selain pertanian, Misbakhun juga mendorong Indonesia agar mampu bersaing dengan produk lainnya, seperti pasar tekstil, alas kaki, hingga garment.
“Saya yakin dengan tarif yang lebih rendah Indonesia masih bisa berkompetisi dari sisi tarif dengan negara lain untuk pasar di Amerika,” tutupnya. (*)
Editor: Galih Pratama










