Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (18/7/2025). Rupiah dibuka di level Rp16.320 per dolar Amerika Serikat (AS), atau menguat tipis 0,13 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.340 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, Presiden AS Donald Trump berulang kali menyerukan penurunan suku bunga untuk meningkatkan ekspektasi bahwa calon Ketua the Fed yang akan datang kemungkinan akan mengarahkan FOMC ke sisi moneter yang dovish.
“Kemudian meningkatkan risiko inflasi dalam jangka panjang dan mempertahankan kekhawatiran bahwa the Fed mungkin kehilangan kendali atas imbal hasil obligasi dengan jatuh tempo yang lebih tinggi,” jelas Andry dalam keterangannya, Jumat 18 Juli 2025.
Baca juga: BI Prediksi Rupiah Stabil di Rp16.000-Rp16.500 per Dolar AS pada 2026
Di sisi perdagangan, mitra utama Jepang, Korea, dan Uni Eropa masih dikenakan tarif yang lebih agresif pada 1 Agustus karena tidak ada perjanjian perdagangan yang diumumkan.
Andry menyebutkan, penjualan ritel AS naik 0,6 persen pada Juni 2025, melampaui ekspektasi dan menyoroti ketahanan belanja konsumen meskipun masih ada kekhawatiran tarif.
Selain itu, klaim pengangguran awal di AS turun 7.000 dari minggu sebelumnya menjadi 221.000 pada periode kedua Juli 2025. Ini jauh di bawah ekspektasi pasar bahwa jumlah klaim baru diperkirakan akan naik 8.000 menjadi 235.000.
Baca juga: Simulasi Luhut: Tarif Trump Turun Bisa Naikkan Ekonomi RI 0,5 Persen
Angka ini merupakan jumlah klaim baru terendah dalam satu minggu sejak April, memperkuat keyakinan akan kekuatan pasar tenaga kerja.
Melihat sejumlah sentimen tersebut, Andry pun memperkirakan rupiah akan berada di kisaran level Rp16.313 dan 16.375 per dolar AS hari ini.
“Rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp16.313 dan 16.375,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama










