Jakarta – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, ada potensi serangan siber yang mengintai perusahaan dalam menjalankan operasional, mulai dari transaksi keuangan hingga pengelolaan data pelanggan.
Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia (Asuransi Asei), Achmad Sudiyar Dalimunthe mengungkapkan, serangan siber atau cyber attack tak lagi menyasar perusahaan teknologi, tetapi juga sektor logistik, layanan kesehatan hingga lembaga keuangan.
“Dampaknya pun tidak main-main, mulai dari pencurian data, gangguan operasional, kerusakan reputasi, hingga kerugian finansial yang bisa mencapai miliaran rupiah. Di beberapa kasus, bahkan menyebabkan kelumpuhan bisnis secara total,” katanya, di Jakarta, Selasa, 8 Juli 2025.
Ia menilai, keamanan siber harus menjadi bagian dari strategi manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang holistik. Dunia usaha pun perlu menyusun sistem proteksi yang kuat.
Baca juga: Co-Payment Ditunda, OJK Siapkan POJK Baru Asuransi Kesehatan
Namun kata dia, tidak ada sistem yang sepenuhnya kebal dari serangan siber. Maka dari itu, selain pencegahan dan mitigasi teknis, dunia usaha juga perlu mempertimbangkan perlindungan finansial yang diberikan oleh asuransi siber.
“Asuransi siber bukan hanya membantu menutup kerugian akibat serangan, tapi juga mencakup layanan pemulihan sistem, investigasi forensik, perlindungan hukum, hingga manajemen krisis reputasi,” jelasnya.
Literasi Siber Masih Rendah di Indonesia
Menurutnya, asuransi siber menjadi instrumen penting untuk menjaga keberlangsungan usaha ketika risiko digital menjadi kenyataan. Sayangnya, literasi terhadap manfaat dan skema asuransi siber di Indonesia masih relatif rendah.
“Di sinilah peran penting kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan perusahaan asuransi dibutuhkan untuk membangun ekosistem digital yang aman, resilien, dan berkelanjutan,” bebernya.
Baca juga: Premi Asuransi Komersial Cuma Tumbuh 0,88 Persen pada Mei 2025
Luncurkan Produk Asuransi Risiko Siber
Sejalan dengan itu, pihaknya pun menggandeng Privasimu meluncurkan produk Asuransi Risiko Siber. Produk tersebut dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai bentuk serangan siber.
“Mulai dari kebocoran data, serangan ransomware, hingga gangguan operasional digital yang berdampak signifikan bagi keberlangsungan operasional para pelaku usaha maupun institusi lainnya,” terangnya.
Sebagai catatan, peluncuran Asuransi Risiko Siber ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh Direktur Utama Asuransi Asei Achmad Sudiyar Dalimunthe dengan CEO Privasimu Awaludin Marwan. (*)
Editor: Yulian Saputra










