Jakarta – Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia akan mencatatkan deflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,18 persen pada Mei 2025.
Andry menjelaskan, deflasi ini disebabkan oleh penurunan harga pangan, khususnya cabai. Hal ini karena melimpahnya pasokan pascamusim panen dan normalisasi harga pasca-Idulfitri di seluruh komoditas pangan yang bergejolak.
“Kami perkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia akan mencatat deflasi bulanan sebesar -0,18 persen mtm pada Mei 2025,” kata Andry dalam keterangannya, Jumat, 30 Mei 2025.
Baca juga: Efisiensi Anggaran Berlebihan Jadi Biang Kerok Perlambatan Ekonomi RI
Lebih lanjut, secara tahunan, Andry memperkirakan inflasi akan menurun menjadi 1,80 persen year on year (yoy) pada Mei 2025, turun dari 1,95 persen yoy pada April 2025.
Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan tetap stabil di sekitar 2,50 persen yoy. Hal ini mencerminkan inflasi dasar yang terkendali di tengah permintaan domestik yang moderat.
Terpisah, Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memproyeksikan pada Mei 2025 akan terjadi deflasi sebesar 0,27 persen mtm, setelah pada April tercatat inflasi tinggi 1,17 persen mtm akibat lonjakan musiman selama periode Lebaran.
“Penurunan harga ini terutama didorong oleh normalisasi harga pangan pasca-Idulfitri, termasuk penurunan harga komoditas volatile seperti cabai merah dan cabai rawit,” jelas Josua.
Sementara itu, komoditas pangan utama seperti beras dan produk unggas diperkirakan masih mencatatkan inflasi, namun dalam skala moderat. Di luar kelompok pangan bergejolak, harga yang diatur pemerintah (administered prices) juga mengalami deflasi, meskipun tidak sedalam kelompok pangan.
Baca juga: BPS Catat Inflasi 1,17 Persen pada April 2025
“Hal ini disebabkan oleh turunnya harga BBM non-subsidi akibat pelemahan harga minyak global di April serta penurunan tarif angkutan udara menyusul berakhirnya lonjakan permintaan saat Lebaran,” imbuhnya.
Secara tahunan, tambah Josua, inflasi umum diperkirakan melandai menjadi sekitar 1,70 persenyoy di Mei 2025 dari 1,95 persen yoy di bulan sebelumnya. Inflasi inti (core inflation) juga diproyeksikan turun tipis ke 2,43 persen yoy dari 2,48 persen yoy, seiring dengan turunnya harga emas domestik dan penguatan nilai tukar rupiah di tengah meredanya tensi dagang global.
“Jika proyeksi ini terealisasi, maka tren penurunan inflasi tetap konsisten dengan tekanan harga yang rendah di semester I-2025,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama









