Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kualitas aset dan pembiayaan tetap sehat, terutama pada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi fokus utama bisnis perseroan. Langkah ini diambil di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tekanan akibat ketegangan geopolitik dan perang tarif.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menjelaskan bahwa di tengah tekanan konsumsi domestik yang terjadi, BRI tetap mengedepankan prinsip pertumbuhan selektif untuk memastikan kualitas kredit tetap terjaga.
“Tentunya kita memperkuat fungsi monitoring dan juga early warning system, sehingga dapat mengetahui kondisi nasabah dan juga antisipasi apabila terjadi potensi pemburukan,” ujar Mucharom dalam keterangannya, Rabu, 14 Mei 2025.
Baca juga: Holding Ultra Mikro BRI Salurkan Pembiayaan Rp631,4 Triliun per Maret 2025
Sebagai bank dengan porsi pembiayaan UMKM terbesar di Indonesia, BRI mencatatkan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp1.126,02 triliun hingga Maret 2025, setara dengan 81,97 persen dari total portofolio kredit.
Strategi ini bertujuan untuk memastikan pertumbuhan pembiayaan tetap selaras dengan kondisi pasar, tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko.
Peningkatan kualitas kredit tecermin dari perbaikan rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI yang turun dari 3,11 persen pada akhir triwulan I-2024 menjadi 2,97 persen pada akhir triwulan I-2025. Rasio Loan at Risk (LAR) juga membaik, turun dari 12,68 persen pada akhir triwulan I-2024 menjadi 11,12 persen pada periode yang sama pada 2025.

Penguatan Sistem Pengawasan Risiko
Untuk menghadapi potensi risiko, BRI memperkuat sistem pengawasan melalui monitoring dan early warning system. Perseroan juga menyempurnakan fraud detecting system untuk mengidentifikasi potensi risiko lebih dini.
“Kita juga lihat kembali sistem dan tools yang ada saat ini, kita coba lihat dan revieu kembali, kita sudah punya credit scoring, credit rating. Kemudian, kita lihat kembali tentunya nanti credit rating kita ini yang lebih granular dan mungkin lebih bisa membedakan per masing-masing sektor ekonomi, per masing-masing region, sehingga kita bisa melihat risiko secara lebih detail lagi,” jelas Mucharom.
Baca juga: Hingga Maret 2025, BRI Salurkan Kredit Mikro Rp632,22 Triliun
BRI, lanjut Mucharom, juga memastikan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung dalam memperkuat segmen UMKM. Evaluasi kompetensi dan kapasitas tim di lini bisnis utama dilakukan untuk menjamin pengelolaan risiko yang efektif.
Tantangan Global dan Kinerja BRI
Di tengah ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik dan perang tarif yang menekan perdagangan internasional serta rantai pasok, BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif. Sepanjang triwulan I-2025, BRI membukukan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun dengan total aset mencapai Rp2.098,23 triliun, tumbuh 5,49 persen secara year-on-year (YoY).
Sebagai informasi, Mucharom resmi menjabat sebagai Direktur Manajemen Risiko BRI setelah diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI pada 24 Maret 2025. Ia mulai melaksanakan tugas setelah memperoleh persetujuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (*)
Editor: Yulian Saputra










