Jakarta – Kementerian Koperasi (Kemenkop) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) menyalurkan pembiayaan dana bergulir kepada Koperasi Produsen Petani Kopi Java Preanger. Langkah ini menjadi bentuk nyata dukungan pemerintah dalam memperkuat ekonomi kerakyatan melalui koperasi.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menekankan bahwa koperasi bukan hanya organisasi ekonomi, tetapi juga alat perjuangan rakyat untuk memperkuat posisi tawar, mengakses pasar, dan memperjuangkan harga yang adil bagi para petani.
“Ini adalah bukti nyata bahwa koperasi yang dikelola secara profesional, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan anggota mampu menjadi mitra strategis dalam pembangunan ekonomi rakyat, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan,” ujar Ferry, dikutip Selasa, 13 Mei 2025.
Ferry juga menyinggung pentingnya program nasional Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Program ini bertujuan membentuk 80 ribu koperasi desa yang mampu menjawab tantangan ekonomi lokal.
“Saya berharap Koperasi Java Preanger nantinya bisa bersinergi dengan Kopdes Merah Putih dan menjadi contoh bagi koperasi lain di Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ferry juga menggarisbawahi pentingnya transformasi digital, tata kelola yang baik, serta integritas dalam pengelolaan koperasi. Ia menyebut koperasi sebagai jembatan utama menuju pembangunan desa yang berkelanjutan, baik dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Baca juga: Wamenkop Ferry Ditunjuk jadi Ketua Satgas Kopdes Merah Putih, Ini Rincian Tugasnya
“Semoga penyaluran dana bergulir kepada koperasi java preanger dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kesejahteraan para petani anggota koperasi,” kata Wamenkop.
Koperasi Naik Kelas
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama LPDB Supomo menegaskan bahwa pembiayaan kepada Koperasi Java Preanger adalah bagian dari upaya LPDB memperkuat koperasi sektor riil, khususnya koperasi berbasis komoditas unggulan daerah.
Supomo menyampaikan bahwa LPDB tidak hanya menyalurkan dana, tetapi juga memberikan pendampingan komprehensif agar koperasi dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
“LPDB hadir bukan hanya sebagai lembaga pembiayaan, tetapi sebagai katalisator transformasi koperasi. Kami mendorong koperasi untuk naik kelas, tidak hanya dari sisi permodalan, tetapi juga dalam tata kelola, kapasitas manajerial, hingga pemanfaatan teknologi digital,” ungkap Supomo.
Supomo menambahkan, koperasi dapat menjadi entitas bisnis yang kuat jika dibangun dengan tata kelola yang baik, ekosistem bisnis yang jelas, basis petani yang solid, serta produk kopi berkualitas yang mampu bersaing di pasar ekspor.
Baca juga: 9.800 Lebih Kopdes Merah Putih Dibentuk, Zulhas: Setiap Hari Bertambah
Supomo menyebutkan Koperasi Java Preanger memiliki potensi besar menjadi model koperasi kopi yang mampu mengatur rantai nilai, mulai dari produksi, pengolahan, hingga pemasaran.
“Dengan pembiayaan ini, kami ingin melihat koperasi tidak hanya menjual biji kopi mentah, tapi juga mengembangkan produk olahan, membangun merek, bahkan memiliki jaringan distribusi. Nilai tambah seperti inilah yang membuat koperasi punya daya saing dan dampak ekonomi yang signifikan,” terang Supomo.
Supomo menegaskan bahwa misi LPDB adalah memperkuat koperasi agar menjadi tulang punggung ekonomi desa, termasuk dengan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah, asosiasi, dan mitra strategis, Ferry optimistis koperasi seperti Java Preanger akan menjadi koperasi naik kelas. (*)
Editor: Yulian Saputra









