Jakarta – Rupiah diprediksi akan mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang melemah akibat data tenaga kerja di bawah ekspektasi.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra menjelaskan, pelemahan dolar AS disebabkan oleh hasil data tenaga kerja AS pada Februari 2025 yang tidak memenuhi ekspektasi pasar.
“Pelemahan dolar AS ini disebabkan hasil data tenaga kerja AS bulan Februari yang dirilis Jumat malam kemarin, di bawah ekspektasi pasar, 151 ribu dibandingkan dengan ekspektasi 160 ribu orang,” ujar Ariston, Senin, 10 Maret 2025.
Baca juga: Dolar AS Betah Nangkring di Rp16.000, Ternyata Ini Pendorongnya
Selain itu, tingkat pengangguran AS juga meningkat dibandingkan perkiraan, yaitu 4,1 persen, lebih tinggi dari prediksi sebelumnya yang hanya 4 persen.
Adapun Indeks dolar AS (DXY) melemah ke level 103,60 pada pagi ini, setelah sebelumnya masih berada di atas 104 pada Jumat kemarin.
“Hasil ini membuka kembali peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS sehingga mendorong pelemahan Dolar AS,” tambah Ariston.
Baca juga: Rupiah Berpeluang Menguat setelah Dolar AS Tergelincir
Ariston memperkirakan rupiah akan menguat di kisaran Rp16.170 per dolar AS hari ini.
“Hari ini rupiah mungkin bisa melanjutkan momentum penguatan ke arah kisaran support di Rp16.170, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.300,” ujarnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










