Jakarta – Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Israel dan Hamas secara resmi telah menyepakati gencatan senjata di Gaza yang akan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025.
“Ini adalah sore yang sangat baik karena akhirnya, saya dapat mengumumkan gencatan senjata,” kata Biden saat mengumumkan gencatan senjata itu di Gedung Putih, dinukil VOA Indonesia, Kamis, 16 Januari 2025.
Biden menambahkan, kesepakatan ini mencakup tidak hanya gencatan senjata, melainkan juga pertukaran sandera dan tahanan.
Baca juga : Israel Berencana Gunakan Pajak Palestina USD544 Juta untuk Bayar Utang Listrik
Pembebasan sandera itu tidak hanya dari pihak Hamas maupun Israel, namun juga termasuk dari Amerika. Pembebasan sandera ini akan disebut sebagai tahap pertama kesepakatan.
Biden menjelaskan, kesepakatan tersebut disusun dalam tiga fase. Fase pertama akan berlangsung selama enam minggu.
Hal ini mencakup gencatan senjata penuh dan menyeluruh pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, serta pembebasan sebagian sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk perempuan, orang tua, dan mereka yang luka-luka.
Baca juga : Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza
“Saya dengan bangga mengatakan Amerika akan menjadi bagian dari pembebasan sandera ini dan tahap pertama juga. Saya dan Wakil Presiden Kamala Harris tidak sabar untuk menyambut mereka,” bebernya.
Diketahui, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas tercapai setelah perundingan yang melelahkan selama berminggu-minggu di ibu kota Qatar.
Di mana, menjanjikan pembebasan puluhan sandera yang ditahan oleh Hamas secara bertahap, pembebasan ratusan tahanan Palestina di Israel, serta memungkinkan ratusan ribu orang yang mengungsi di Gaza untuk kembali ke tempat tinggal mereka yang tersisa. (*)
Editor: Yulian Saputra