Jakarta – Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) bersama Migas Hulu Jabar ONJW berupaya memberikan dukungan pendidikan bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Salah satunya, melalui program Sedekah Sepatu yang dilakukan di SD dan SMP di Indramayu. Di mana, PHE ONWJ bersama Migas Hulu Jabar ONJW memberikan donasi 1.500 pasang sepatu.
Head of Communication Relations & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan menuturkan, kegiatan Sedekah Sepatu merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mendukung program Pemerintah Kabupaten Indramayu dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya generasi muda setempat.
“Kami percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan fasilitas yang layak untuk mendukung pendidikan mereka. Sepatu yang kami berikan hari ini mungkin sederhana, tetapi kami berharap ini dapat menjadi langkah awal untuk perjalanan mereka menuju masa depan yang lebih cerah. Semoga sepatu ini tidak hanya menjadi alat untuk melangkah, tetapi juga simbol harapan dan semangat,” katanya.
Baca juga : IFG Perkuat Literasi Asuransi bagi Mahasiswa Unpar Bandung
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu Caridin menuturkan, program Sedekah Sepatu ini awalnya merupakan inisiatif Pemda dalam merespons fenomena sepatu bolong di sekolah. Menurutnya, banyak pelajar SMP di Indramayu yang bersepatu rusak ke sekolah.
“Entah sepatunya terlalu nyaman dipakai, atau memang tidak mampu membeli yang baru,” bebernya.
Inisiatif ini kemudian dituangkan ke dalam program Sedekah Seribu Sepatu. Perusahaan-perusahaan yang berada di Kabupaten Indramayu digandeng. Salah satunya PHE ONWJ.
“Program ini kemudian, tidak hanya berhasil menyedekahkan seribu pasang sepatu untuk seribu anak. Terima kasih PHE ONWJ yang mendukung lebih dari seribu sepatu, tepatnya 1.500,” tandasnya.
Baca juga : Pertamina EP Subang Field Edukasi Siswa Soal Keselamatan dan Industri Migas
Nur Syarif Hidayatullah, siswa kelas 8 SMPN 1 Sindang Indramayu mengaku senang bisa menerima sepatu secara cuma-cuma.
Sebab, sepatu yang digunakan ke sekolah itu sudah tidak layak pakai. Warna hitam sepatunya pun terlihat pudar. Solnya tipis dan hampir lepas.
Namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat siswa kelas 8 ini untuk menuntut ilmu. Ia paham benar, keluarganya tidak memiliki banyak uang untuk membeli sepasang sepatu baru.
Setiap hari, Syarif menempuh jarak dua kilometer dari rumah ke sekolahnya di Desa Penganjang, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.
Meski sepatu yang dikenakannya sudah jauh dari nyaman tiap kakinya menapaki jalan tanah, Syarif tetap bertekad untuk meraih mimpinya.
“Sepatu ini masih bisa dipakai,” ujarnya.
Bagaikan mendapat durian runtuh, sekolahnya didatangi oleh karyawan perusahaan migas yang membawa ribuan kotak berisi sepatu dan membagikan sepatu itu secara cuma-cuma. (*)
Editor : Galih Pratama