Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit atau pembiayaan pada November 2024 sebesar 10,79 persen secara tahunan (yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh terjaganya minat penyaluran kredit perbankan, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan besarnya dukungan pendanaan dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Serta dampak positif KLM Bank Indonesia yang disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu sektor Hilirisasi Minerba dan Pangan, Otomotif, Perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta UMKM dan hijau,” ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024.
Dari sisi permintaan, lanjut Perry, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga, termasuk pada korporasi yang berorientasi ekspor.
Baca juga: OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh 10,92 Persen di Oktober 2024
Baca juga: BRI Gandeng Artajasa, Kini Bank Mana Saja Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI
Adapun berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 8,92 persen yoy, 13,77 persen yoy, dan 10,94 persen yoy pada November 2024.
Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,24 persen yoy, sementara kredit UMKM tumbuh 4,02 persen yoy.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit pada 2024 diprakirakan tetap berada pada kisaran 10–12 persen dan akan meningkat pada 2025 pada kisaran 11–13 persen,”tegas Perry.
Perry juga mengatakan Bank Indonesia akan terus mendorong peningkatan pertumbuhan kredit, termasuk dengan memperkuat strategi KLM mulai Januari 2025 yang akan diarahkan untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan yang dapat mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. (*)
Editor: Galih Pratama