Jakarta – Surat Berharga Negara (SBN) terus menunjukkan daya tarik sebagai instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank Indonesia, menjelaskan bahwa SBN adalah instrumen yang diterbitkan pemerintah dan terbukti bebas risiko, menjadikannya pilihan menarik bagi para investor.
“SBN memiliki berbagai jenis, dari obligasi ritel hingga surat utang negara, baik konvensional maupun syariah. Imbal hasil yang ditawarkan sangat menarik,” kata Myrdal, di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024.
Menurut Myrdal, SBN terbagi menjadi dua kategori primer dan kategori sekunder. Pada pasar primer, investor membeli langsung dari mitra distribusi Kementerian Keuangan, sehingga harga masih tetap stabil dan belum terpengaruh oleh perubahan pasar.
Baca juga: Dibayangi Ketidakpastian, CGIF Optimistis Pasar Obligasi RI 2025 Tetap Moncer
Sementara pada pasar sekunder, investor dapat membeli SBN yang sudah beredar dengan harga yang lebih fleksibel, sesuai dengan kondisi ekonomi terkini.
“Misalnya, jika harga SBN di pasar sekunder dibeli pada harga 105 dan ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan positif, harga bisa naik hingga 107 atau 108, memberikan keuntungan bagi investor,” ujar Myrdal.
SBN juga memiliki keunggulan likuiditas yang tinggi. Selain diminati oleh investor domestik, instrumen ini juga menarik bagi investor asing. Myrdal menambahkan bahwa perkembangan ekonomi Indonesia, suku bunga, serta kebijakan moneter Bank Indonesia sangat mempengaruhi performa SBN.
“Apalagi, prospek ekonomi Indonesia semakin cerah. Jika kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik, harga SBN akan meningkat,” jelasnya.
Dari sisi return, Myrdal memperkirakan yield SBN dengan tenor 10 tahun akan mencapai 6,65 persen pada 2025, meskipun saat ini yield berada di kisaran 6,9 persen hingga 7 persen. Ini menunjukkan penguatan prospek investasi SBN yang semakin menarik di tahun depan.
Bagi pekerja yang sibuk dan mencari instrumen investasi aman dengan potensi return yang menarik, Myrdal menyarankan untuk berinvestasi di pasar sekunder SBN. Beberapa pilihan yang menarik di pasar sekunder adalah obligasi ritel, sukuk tabungan, dan seri fixed rated. “Untuk investasi jangka pendek, sukuk ritel sangat cocok, sementara untuk jangka panjang, obligasi FR bisa menjadi pilihan yang tepat,” tambahnya.
Baca juga: Perluas Akses Investasi Nasabah, Bank INA Luncurkan Layanan SBN Ritel di Pasar Perdana
Investasi SBN Mudah di Aplikasi M2U ID
Di kesempatan yang sama, Charles Budiman, Head Digital Banking Maybank Indonesia, mengatakan bahwa investasi di SBN kini bisa dilakukan melalui aplikasi M2U ID milik Maybank Indonesia. Aplikasi ini memungkinkan nasabah untuk berinvestasi di SBN pasar sekunder dengan modal mulai dari Rp1 juta.
“Melalui aplikasi ini, nasabah bisa melihat detail investasi, keuntungan, dan kerugian secara transparan. Selain itu, investasi dapat dilakukan secara real-time,” ungkap Charles, di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024.
Dengan kelebihan tersebut, aplikasi M2U ID menjadi solusi praktis bagi masyarakat yang ingin memulai investasi SBN tanpa perlu khawatir soal proses yang rumit.
Selain itu, Charles mencatat saat ini total nasabah Maybank Indonesia telah mencapai 1,3 juta nasabah. Dari jumlah tersebut, sekitar 600 ribu sampai 700 ribu nasabah merupakan pengguna digital banking, termasuk pengguna aplikasi M2U ID. Pihaknya menargetkan pengguna digital banking Maybank Indonesia dapat melakukan investasi SBN melalui aplikasi M2U ID. (*) Ayu Utami