Awas! 4 Jebakan Psikologis Investasi Saham yang Harus Dihindari Investor

Awas! 4 Jebakan Psikologis Investasi Saham yang Harus Dihindari Investor

Jakarta – BNI Sekuritas menyebut terdapat tantangan bagi para investor dalam melakukan investasi saham, salah satunya adalah bias psikologi yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan para investor dan mencakup berbagai jebakan yang dapat mengaburkan pandangan untuk mengarah pada keputusan yang kurang rasional.

SEVP Retail Markets and Technology BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, menekankan bahwa, bias seperti overconfidence dan confirmation bias dapat memengaruhi cara investor menganalisis informasi dan membuat keputusan.

“Memahami bias ini adalah langkah penting untuk menjaga rasionalitas dalam berinvestasi dan mengurangi risiko. Dengan mengenali jebakan-jebakan ini, kita dapat lebih percaya diri dalam membuat pilihan yang bijak,” ucap Teddy dalam keterangan resmi di Jakarta, 26 November 2024.

Baca juga: Analis Rekomendasikan Buy Saham BBNI, Ini Alasannya!

Berdasarkan hal tersebut, BNI Sekuritas telah merangkum berbagai jenis bias psikologis yang dapat dialami oleh investor dan upaya untuk menghindarinya, antara lain:

  1. Overconfidence:

    Dipicu oleh rasa percaya diri yang tinggi setelah meraih kesuksesan dalam beberapa transaksi, investor cenderung meremehkan risiko dan mengabaikan analisis mendalam yang sebelumnya mereka lakukan pada transaksi berikutnya.
  2. Anchoring

    Banyak investor sering kali kesulitan melepaskan harga awal saat membeli saham. Ketika harga saham turun, mereka cenderung memilih untuk menahan saham tersebut dan berharap harganya kembali, meski terus mengalami kerugian. Padahal, penting untuk menganalisis kembali situasi yang sedang terjadi.
  3. Confirmation Bias

    Ha ini terjadi ketika investor hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan yang mereka miliki, sementara mengabaikan data yang mungkin menentang pandangan tersebut. Hal ini dapat mengarah pada keputusan investasi yang merugikan.
  4. Herd Behavior

    Kita sering kali tergoda untuk mengikuti langkah orang lain. Saat melihat banyak orang membeli saham tertentu, kita mungkin merasa ingin ikut serta. Namun, sikap ini dapat mengarah pada keputusan impulsif yang berisiko dan berujung pada kerugian.

Teddy menjelaskan bahwa terjebak dalam saham gorengan adalah salah satu dampak dari perilaku herd. Ketika banyak orang yang membeli dan harga saham melonjak, investor akan terdorong untuk ikut membeli tanpa melakukan analisis yang tepat. Akibatnya, mereka bisa mengabaikan informasi yang penting dan berisiko mengalami kerugian.

Baca juga: STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

“Sebagai bagian dari komitmen BNI Sekuritas, kami turut meningkatkan literasi keuangan di Indonesia melalui berbagai program edukasi seperti Morning Investview, Trading Bareng (TRABAR), dan Klinik Saham bagi setiap nasabah,” imbuhnya.

Melalui inisiatif ini, BNI Sekuritas bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada masyarakat tentang investasi yang aman, cerdas, dan terukur sehingga dapat menghadapi jebakan psikologis dengan lebih bijak. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News