Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar atau setara dengan Rp11.160 triliun (kurs dolar AS Rp15.943)
“Untuk mencapai Net Zero Emission 2060 di sektor ketenagalistrikan di PLN membutuhkan lebih dari USD700 miliar investasi karena kebutuhan transisinya sangat besar,” ujar Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono dalam Alumni Talks Kafegama MM di Jakarta, Sabtu, 23 November 2024.
Warsono menyebutkan terdapat tiga inisiatif dalam transisi energi. Pertama, berpindah dari pembangkit listrik tinggi karbon menjadi rendah karbon, di antaranya melalui renewables, de-dieselization, coal plant retirement, biomass co-firing, energy efficiency & grid loss improvement, gas expansion, dan clean coal.
Baca juga: PLN Beberkan Ambisi Menuju Net Zero Emissions 2060, Seperti Apa?
Kedua, kata Warsono, pertumbuhan energi dengan teknologi atau bisnis baru, seperti electric vehicles, rooftop solar, green energy as a service, carbon credits, dan emissions trading scheme.
Selain itu, PLN juga tengah membuat RUPTL baru dalam 10 tahun ke depan yang memakan biaya sekitar USD200 miliar. Lalu, hingga 2040 PLN akan membangun 75 ribu gigawatt.
“Sekarang kapasitasnya pembangkit kita sekitar 70, kita dalam waktu 15 tahun harus membangun 75 renewable energy. Kemudian nuklir juga sudah mulai kita inisiatifkan, dan gas ini akan menjadi dominan,” paparnya. (*)
Editor: Galih Pratama