Adu Laba Bank Digital per September 2024, Siapa Juaranya?

Adu Laba Bank Digital per September 2024, Siapa Juaranya?

Jakarta – Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024. Mayoritas mereka mampu mencatatkan kinerja yang positif dengan membukukan pertumbuhan laba. Infobanknews kali ini coba merangkum kinerja perbankan digital dengan raihan laba tertinggi sepanjang 9 bulan pertama tahun 2024. Berikut daftarnya:

Allo Bank

Di peringkat pertama ada PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Bank milik Chairul Tanjung melalui Mega Corpora ini mencatatkan laba bersih Rp302,59 miliar pada kuartal III 2024.

Meski laba bersih Allo Bank turun 10,69 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelum Rp338,82 miliar, raihan laba bersih ini menjadi yang terbesar di antara bank digital lainnya.

Berdasarkan laporan keuangan Allo Bank yang dikutip 18 November 2024, penurunan laba bersih ini disebabkan membengkaknya rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara tahunan dari 58,42 persen menjadi 68,19 persen per September 2024. Diketahui, rasio BOPO yang tinggi menandakan bahwa perusahaan kurang efisien dalam operasinya.

Jika dirinci, beban tenaga kerja naik 16,35 persen dari Rp108,42 miliar menjadi Rp126,15 miliar per September 2024. Lalu, beban promosi tercatat Rp132,75 miliar, atau naik 18,69 persen dari tahun sebelumnya Rp111,84 miliar dan beban lainnya melonjak 70,66 persen menjadi Rp264,98 miliar.

Dari sisi intermediasi, Allo Bank mampu menyalurkan kredit sebesar Rp7,34 triliun, naik 0,18 persen yoy dari sebelumnya Rp7,32 triliun. Kualitas kredit terjaga. Ini tercermin dari non performing loan (NPL) 0.55 persen dan NPL net 0,34 persen, jauh di bawah threshold regulator, yakni 5 persen.

Sedangkan untuk funding, Dana Pihak Ketiga (DPK) Allo Bank tercatat Rp 4,93 triliun pada kuartal III-2024. DPK ini naik 0,76 persen yoy dari sebelumnya Rp4,89 triliun.

Menutup kuartal III 2024, Allo Bank mencatatkan aset Rp14,06 triliun per September 2024. Aset ini juga naik 17,28 persen yoy dari sebelumnya Rp11,99 triliun.

Seabank

Di peringkat kedua ada PT Bank Seabank Indonesia yang membukukan laba bersih Rp291,53 miliar per September 2024. Raihan laba itu naik 31,97 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan September 2023 yang sebesar Rp220,90 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip 18 November 2024, raihan laba bersih Seabank ditopang oleh fungsi intermediasi yang moncer. Per September 2024, Seabank mampu menyalurkan kredit Rp19,73 triliun, atau meningkat 24,79 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,81 triliun.

Fungsi intermediasi juga diiringi dengan prinsip kehati-hatian yang tetap menjadi prioritas SeaBank tecermin pada rasio kredit bermasalah (NPL) ke level 1,6 persen.

Dari sisi aset, Seabank mencatatkan total aset Rp32,9 triliun atau naik 6,82 persen dari tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp30,8 triliun.

Direktur Utama SeaBank Indonesia, Sasmaya Tuhuleley, mengucapkan terima kasih kepada nasabah dan masyarakat Indonesia yang telah mendukung pencapaian kinerja SeaBank di kuartal III 2024. 

“Mewakili seluruh SeaBank Team dan jajaran manajemen, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh nasabah setia dan masyarakat Indonesia atas kepercayaannya terhadap SeaBank. Capaian ini menjadi motivasi kami untuk terus memberikan layanan dan inovasi produk yang terbaik,” ujar Sasmaya baru-baru ini.

Baca juga: Fungsi Intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) Moncer di Triwulan III 2024

Krom Bank

PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) yang meraup Rp107,13 miliar, atau naik 9,54 persen secara tahunan (yoy).

Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan, menyatakan bahwa kinerja positif hingga kuartal III 2024 ini didukung oleh manajemen likuiditas yang kuat dan strategi pertumbuhan yang solid.

“Berfokus pada inovasi digital dan solusi layanan yang relevan, Krom Bank siap terus meningkatkan daya saing dan kepercayaan nasabah serta pemegang saham untuk memperkuat posisi sebagai bank digital terdepan di industri perbankan digital Indonesia,” ucap Anton baru-baru ini.

Pertumbuhan positif terlihat dari lonjakan DPK yang meningkat 541 persen year-to-date (ytd), dari Rp347,5 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp2,22 triliun pada September 2024.

Tabungan dan deposito menjadi penyumbang utama peningkatan DPK, dengan tabungan melonjak 596 persen ytd, dari Rp43,3 miliar menjadi Rp301,5 miliar, dan deposito meningkat 543 persen dari Rp298,5 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp1,92 triliun pada September 2024. Giro pun tumbuh sebesar 15,62 persen ytd, dari Rp5,7 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp6,7 miliar pada September 2024.

Dari sisi total aset, Krom Bank mencatatkan peningkatan sebesar 56,48 persen ytd, dari Rp3,63 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp5,69 triliun pada September 2024.

Peningkatan total aset ini didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang melonjak 113,89 persen, dari Rp1,68 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp3,25 triliun pada September 2024. 

Hibank

Selanjutnya ada PT Bank Hibank Indonesia yang mencetak laba bersih senilai Rp93,73 miliar pada kuartal III 2024. Raihan laba ini memang menyusut 23,84 persen secara tahunan (yoy) dari sebelumnya Rp123,07 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan 18 November 2024, laba bank digital milik BNI ini ditopang oleh kinerja intermediasi. Di September 2024, penyaluran kredit Hibank meroket 78,37 persen menjadi Rp9,71 triliun.

Kualitas kredit juga terjaga. Ini tercermin dari rasio NPL gross yang turun dari 1,71 persen per September 2023 menjadi 0,76 persen per September 2024. Pun demikian dengan NPL nett juga turun dari 0,51 persen ke 0,13 peren.

Sementara dari sisi funding, Hibank berhasil menghimpun DPK sebesar Rp12,28 triliun per September 2024, naik 31,29 persen dari Rp9,35 triliun. Rinciannya, dana murah atau current account saving account (CASA) tumbuh signifikan 92,60 persen yoy menjadi Rp5,88 triliun dari sebelumnya Rp3,05 triliun.

Menutup kuartal III 2024, aset Hibank tercatat sebesar Rp17,41 triliun, atau naik 21,86 persen dari tahun sebelumnya Rp14,29 triliun.

Bank Jago

Lalu, ada PT Bank Jago Tbk yang mencetak laba bersih Rp86 miliar pada kuartal III 2024. Raihan laba ini tumbuh 71 persen secara tahunan atau yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp50 miliar.

Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung mengatakan, raihan pertumbuhan laba tersebut dipicu oleh penyaluran kredit kepada ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

“Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp17,3 triliun per akhir kuartal III 2024 atau tumbuh 59 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,9 triliun,” kata Arief baru-baru ini.

Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp26,8 triliun per September 2024 atau tumbuh 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp19,1 triliun. 

Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 45,6 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Sementara itu, hingga akhir kuartal III 2024 nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 11,1 juta. Apabila memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 14,1 juta. Dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago, lebih dari 67 persen berasal dari mitra ekosistem, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago. 

Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp16,9 triliun sampai dengan akhir kuartal III 2024 atau tumbuh 64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,3 triliun.

Sebanyak 57 persen dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,6 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 43 persen atau Rp7,3 triliun merupakan term deposit (TD). 

BCA Digital

PT Bank Digital BCA (BCA Digital) juga berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal III 2024. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per September 2024, BCA Digital mampu membukukan laba bersih Rp72,13 miliar atau naik 532,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp11,40 miliar.

Lanny Budiati, Direktur Utama PT Bank Digital BCA (BCA Digital), mengatakan kenaikan laba bersih yang signifikan ini merupakan hasil dari peningkatan efisiensi perseroan. Ini tercermin pada Rasio Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) sebesar 91,7 persen per September 2024 yang membaik dibandingkan dengan September 2023 sebesar 98,3 persen.

Capaian kinerja tersebut juga ditopang oleh beberapa hal. Pertama, pertumbuhan pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) perusahaan yang mencapai Rp705,6 miliar pada September 2024, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp405,01 miliar.

Kedua, pertumbuhan NII selaras dengan pertumbuhan net interest margin (NIM) yang membaik di angka 6,48 persen. Angka ini meningkat dibandingkan September 2023 yang berkisar di angka 4,88 persen.

“Kedua hal tersebut mencerminkan profitabilitas yang baik dan pengelolaan aset yang lebih efisien,” kata Lanny.  

Selain itu, Lanny menambahkan bahwa dari fungsi intermediasi, BCA Digital juga mencatatkan penyaluran kredit yang juga naik dari Rp4,64 triliun, naik 23,5 persen yoy menjadi Rp5,51 triliun.

Dari sisi funding, BCA Digital mencatatkan DPK per September 2024 capai Rp10,96 triliun, atau tumbuh 28 persen yoy dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp8,56 triliun. Kenaikan juga terlihat di untuk aset BCA Digital yang kini mencapai Rp15,26 triliun.

Baca juga: OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Bank Raya

PT Bank Raya Indonesia Tbk atau Bank Raya berhasil mencatatkan laba bersih pada kuartal III 2024 mencapai Rp33,9 miliar atau tumbuh menembus 130,9 persen yoy bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perolehan laba tersebut, ditopang oleh total outstanding kredit yang tumbuh 20,7 persen atau mencapai Rp6,8 triliun pada kuartal III 2024.

Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan dengan tetap fokus melanjutkan transformasi menjadi digital attacker BRI Group Bank Raya terus melanjutkan ekspansi bisnis digitalnya.

Hal ini tecermin dari kinerja produk digital yang terus menunjukkan perkembangan positif, seperti penyaluran kredit digital selama 2024 yang mencapai Rp13,7 triliun atau tumbuh 72,5 persen yoy.

“Sehingga mendorong pertumbuhan outstanding kredit digital Bank Raya sebesar 90,4 persen yoy mencapai Rp1,8 triliun,” ujar Bagus.

Sementara, pada kuartal III 2024, pertumbuhan DPK mencapai 11,2 persen yoy atau tercatat mencapai Rp7,8 triliun.

Adapun pendapatan bunga yang tumbuh sehat sebesar 16,3 persen yoy atau tercatat mencapai Rp769 miliar. Pendapatan bunga tersebut didorong oleh pendapatan bunga kredit tercatat Rp524 miliar atau meningkat sebesar 21,5 persen yoy.

Selanjutnya, rasio profitabilitas dan efisiensi Bank Raya yang juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini tecermin dari perbaikan rasio NIM pada kuartal III 2024 menjadi 4,35 persen dari kuartal III 2023, yaitu 3,80 persen, serta rasio Cost to Income Ratio (CIR) pada kuartal III 2024 yang membaik menjadi 59,79 persen.

Perbaikan rasio profitabilitas juga tercermin dari rasio Return on Asset  (ROA) sebesar 0,36 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, yaitu 0,16 persen.

Sedangkan Rasio Return on Equity (ROE) juga naik sebesar 1,41 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar 0,62 persen. Sehingga, total aset Bank Raya tercatat tumbuh 12,1 persen mencapai Rp12,8 triliun. (*)

Related Posts

News Update

Top News