Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’ dan wealth business mengalami tren positif dari tahun ke tahun.
Direktur Consumer Banking PermataBank, Djumariah Tenteram mengungkapkan, apabila melihat 4-5 tahun terakhir, jumlah nasabah yang memiliki produk wealth melonjak 4-5 persen setiap tahunnya.
“Kita lihat dalam 4-5 tahun terakhir ini, jumlah orang yang punya wealth di Indonesia itu meningkat antara 4-5 persen setiap tahunnya,” kata Direktur Consumer Banking PermataBank, Djumariah Tenteram, dalam acara Permata Bank Wealth Wisdom 2024, di Jakarta, 18 November 2024.
“Artinya ada sekelompok atau golongan yang middle-up atau high-affluent ini yang konsistenly tumbuh. Golongan yang di middle-low misalnya, memang mengalami challenge,” tambahnya.
Baca juga : Ramai Fenomena Makan Tabungan, Permata Bank Santai Transaksi Nasabahnya Aman
Di Permata sendiri, pihaknya belum melihat adanya penurunan jumlah portofolio wealth management. Artinya, kondisi masih stabil dan bagus.
“Memang dari statistik dikatakan demikian, tapi dalam portfolio kita, kita belum mengalami itu,” jelasnya.
Pihaknya pun memandang bisnis wealth management di PermataBank akan bersinar di 2025. Utamanya, optimisme pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Raka Buming Raka.
Di mana, pelbagai kebijakan anyar yang bakal membantu dalam menopang pertumbuhan ekonomi di 2025.
Baca juga : Meski Penuh Tantangan, Bank Mega Syariah Harap Bisnis Wealth Management Tumbuh 10 Persen di 2024
“Kami juga percaya akan ada kebijakan-kebijakan baru yang akan membantu menopang pertumbuhan ekonomi di tahun 2025. Jadi kita masih memandang hal ini sangat positif,” akunya.
Target Dua Digit
Pihaknya menegaskan, PermataBank memiliki aspirasi sendiri bagaimana dapat meningkatkan bisnis wealth management. Bahkan, perseroan konsisten pertumbuhannya dua digit dari tahun ke tahun, meski tak merinci besarannya.
Pertumbuhan yang sama juga akan menjadi target PermataBank dalam portofolionya. Bahkan targetnya bisa lebih besar seiring dengan optimisme pemerintahan baru.
“Untuk tahun depan kita akan tumbuh tetap dua digit, dua digit agak besar sedikit. Jadi dengan kondisi pemerintahan baru, kebijakan baru, dan suku bunga yang sudah mulai turun saat ini, jadi kami cukup optimis,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama