Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30 ribu ton. Angka ini naik 7,07 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Jadi kalau kita lihat dari perkembangan impor susu Januari-Oktober 2024 itu volumenya adalah sebesar 257,30 ribu ton, naik kira-kira 7,07 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023,” ujar Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS, Jumat, 15 November 2024.
Secara rinci, tren volume impor susu Indonesia periode lima tahun ke belakang memang mengalami fluktuasi. Tahun 2019 impor susu sebesar 262,20 ribu ton, 2020 sebesar 273,14 ribu ton, 2021 sebesar 290,56 ribu ton, dan pada 2022 meningkat menjadi 338,53 ribu ton. Kemudian, tahun 2023 kembali menurun menjadi 287,97 ribu ton, serta 2024 hingga Oktober saja sebesar 257,30 ribu ton.
Baca juga: BPS: Tingkat Konsumsi Masyarakat Masih Terjaga di Kuartal III 2024
Adapun Indonesia banyak mengimpor susu ke sejumlah negara. Per Januari-Oktober 2024, tiga negara terbesar di antaranya yakni, Selandia Baru sebanyak 126,84 ribu ton atau mencakup 49,30 persen dari total impor susu, Amerika Serikat (AS) 45,18 ribu atau 17,56 persen, dan Australia 38,19 ribu ton atau14,84 persen.
Amalia menyebutkan bahwa sebagian besar impor susu Indonesia dalam bentuk milk cream dan susu bubuk. Sedangkan, untuk susu segar proporsinya hanya sedikit.
“Sebagian besar impor susu Indonesia tentunya dalam milk cream dan susu bubuk, jadi bukan susu segar. Susu segar hanya sedikit sekali,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra