Mengukur Dampak Pemutihan Utang Petani dan Nelayan ke Industri Asuransi

Mengukur Dampak Pemutihan Utang Petani dan Nelayan ke Industri Asuransi

Jakarta – Presiden Direktur Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak, menyambut baik kebijakan pemutihan utang bagi petani dan nelayan yang baru-baru ini diumumkan pemerintah. Kebijakan ini, menurutnya, memberikan dampak positif secara langsung terhadap kesejahteraan petani dan nelayan.

Lalu, bagaimana dampaknya ke industri asuransi?

“Dampaknya bagi industri asuransi sendiri mungkin perlu kita lihat lebih jauh. Karena, saat ini saja, menawarkan produk-produk finansial seperti asuransi syariah masih memerlukan kerjasama dengan mitra untuk funding. Artinya, asuransi belum dilihat sebagai kebutuhan utama dalam manajemen risiko oleh para petani,” ungkap Hilman kepada Infobank di Jakarta, Selasa (12/11).

Baca juga: Zurich Syariah Bidik Premi Asuransi Parametrik Capai Rp3 Miliar di Akhir 2024

Dalam pandangannya, kebijakan pemutihan utang ini akan meningkatkan kesejahteraan petani, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli mereka.

Menurut Hilman, ketika petani tidak lagi dibebani oleh utang, mereka akan lebih sejahtera dan bisa lebih fokus pada hasil panen dan stabilitas ekonomi mereka sendiri. Dampak akhirnya adalah mereka mungkin akan mempertimbangkan kebutuhan tambahan, termasuk asuransi sebagai bentuk manajemen risiko jangka panjang.

“Kebijakan ini bisa berdampak positif pada kemampuan petani untuk membeli asuransi. Jika kesejahteraan mereka meningkat, mereka mungkin akan lebih terbuka untuk mempertimbangkan produk asuransi sebagai bagian dari kebutuhan mereka,” imbuhnya.

Namun, Hilman juga mengakui bahwa dampaknya baru akan terasa ketika pemutihan utang ini berhasil meningkatkan kesejahteraan petani dalam jangka panjang.

Baca juga: Mega Insurance Gandeng LinkAja untuk Pasarkan Produk Asuransi, Bidik Premi Rp10 Miliar

Zurich Syariah sendiri terus berkomitmen untuk mempermudah akses asuransi bagi petani, terutama dengan produk-produk syariah seperti asuransi parametrik, yang memberikan perlindungan terhadap risiko cuaca.

“Kita berharap dengan meningkatnya daya beli dan kesejahteraan, petani akan lebih memahami pentingnya perlindungan asuransi untuk mendukung kelangsungan usaha mereka, terutama di tengah ketidakpastian cuaca yang semakin sulit diprediksi,” pungkasnya. (*) Alfi Salima Puteri

Related Posts

News Update

Top News