Jakarta – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang solid hingga kuartal III-2024. Bank ini mencatat laba bersih sebesar Rp52,3 miliar, naik 40,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp37,3 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, peningkatan laba bersih ini juga didukung oleh total penyaluran kredit yang mencapai Rp12,4 triliun, atau naik 9,2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp11,3 triliun.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit ini dicapai melalui strategi kolaborasi dan pemanfaatan teknologi.
Menurutnya, dari Rp7,8 triliun kredit ke UMKM sendiri, hampir dua per tiga di antaranya atau sebesar Rp5 triliun disalurkan langsung oleh Bank Sahabat Sampoerna.
Sementara sisanya, disalurkan melalui mitra strategis, seperti koperasi, perusahaan teknologi finansial, dan layanan peer- to-peer lending.
“Digitalisasi dan kolaborasi dengan pihak ketiga merupakan langkah strategis kami dalam merealisasikan komitmen Bank Sampoerna untuk membantu para pelaku UMKM. Dengan kedua strategi tersebut, kami terus mampu memperluas cakupan penyaluran kredit untuk UMKM hingga ke pelosok dan membantu perekonomian nasional,” katanya, Rabu, 13 November 2024.
Baca juga: Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan
Sektor UMKM menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit Bank Sampoerna dalam setahun terakhir. Per akhir September 2024, sebanyak 63,2 persen atau Rp7,8 triliun dari total pinjaman disalurkan ke UMKM, sementara 36,8 persen sisanya atau sekitar Rp4,5 triliun diberikan kepada nasabah non-UMKM.
Penyaluran pinjaman ke UMKM naik 14,6 persen dari tahun sebelumnya, jauh di atas rata-rata pertumbuhan pinjaman UMKM di industri perbankan yang hanya 5 persen pada periode yang sama.
DPK Tumbuh 18,0 Persen
Sementara itu, hingga akhir September 2024, Bank Sampoerna berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) tembus Rp14,6 triliun, naik 18,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,4 triliun.
Baca juga: Penghapusan Piutang Macet UMKM di PP Nomor 47/2024, Begini Ketentuannya
Pertumbuhan DPK ini juga tercatat melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan yang pada periode sama bertumbuh 6,7 persen.
Selain itu, Bank Sampoerna juga mencatatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 27,1 persen per akhir September2024, menunjukkan struktur permodalan yang sangat kuat dan kapasitas untuk terus berkembang.
Tingkat Kredit Bermasalah
Begitu juga dengan tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) bruto juga berhasil dijaga pada angka 3,8 persen, angka yang relatif baik mengingat tingginya porsi pinjaman yang disalurkan ke UMKM. (*)
Editor: Yulian Saputra