Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan produk teranyar, yakni produk derivatif bernama Single Stock Futures (SSF), Selasa, 12 November 2024.
Meski baru saja rilis, namun sudah ada belasan anggota bursa (AB) yang berada dalam pipeline (antrean) untuk memfasilitasi perdagangan SSF, antara lain PT Ajaib Sekuritas Asia, PT Phintraco Sekuritas dan PT Binaartha Sekuritas.
“Ada 12-13 pipeline yang pipeline. Tentu kesiapannya akan bervariasi,” kata Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik di Main Hall BEI, Jakarta.
Menurutnya, belasan AB dalam antrean tersebut diperkirakan akan bisa memfasilitasi perdagangan SSF pada kuartal pertama di 2025.
Baca juga : BI Diproyeksi Kembali Pangkas Suku Bunga 25 Basis Poin di Sisa 2024
“Bisa di kuartal I-2025, bisa juga kuartal II-2025 dan seterusnya,” jelasnya.
Terkait produk SSF, pihaknya pun belum bisa menargetkan kontribusi SSF terhadap rerata nilai transaksi harian (RNTH) di bursa.
“Karena kita belum menetapkan nilai transaksi untuk deritatif. Jadi kontribusinya terhadap RNTH juga belum bisa kita petakan saat ini,” bebernya.
Baca juga : Bank BPD DIY Raih Laba Rp237,74 Miliar di September 2024, Kredit Tumbuh di Atas Industri
Diketahui, SSF sendiri merupakan produk perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.
SSF memiliki kelebihan dibandingkan produk investasi lainnya. Salah satunya, investor dapat melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio dari pergerakan harga saham underlying.
SSF yang diluncurkan menggunakan anggota Indeks LQ45 sebagai konstituen underlying. Underlying SSF tersebut merupakan lima saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, yaitu BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII. (*)
Editor: Galih Pratama