Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (11/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah 0,19 persen atau turun ke level 7.273,54 dari dibuka pada level 7.287,25.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 206,27 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 27 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp442,38 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 97 saham terkoreksi, sebanyak 120 saham menguat dan sebanyak 241 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak menguat terbatas dalam rentang level 7.230 hingga 7.300.
“Pada perdagangan Jumat (8/11), IHSG ditutup naik 0,60 persen atau plus 43,33 poin ke level 7.287. IHSG hari ini (11/11) diprediksi menguat terbatas dalam range 7.230-7.300,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 11 November 2024.
Baca juga: Saham TUGU Naik Daun di Kuartal III 2024, Potensi Investasi Menarik hingga Akhir Tahun
IHSG dalam sepekan terkoreksi 2,91 persen ke level 7.287. Ini disebabkan outflow investor asing di pasar ekuitas domestik senilai Rp4,50 triliun, dengan aksi jual bersih investor asing terjadi pada saham Big Caps terutama sektor perbankan.
“Jika dibandingkan dengan pergerakan bursa di Asia Tenggara, IHSG menduduki performa terbawah dalam sepekan. Sejalan dengan melemahnya IHSG, rupiah JISDOR sempat menyentuh level Rp15.840 per dolar AS (6/11),” imbuhnya.
Sementara, realisasi pendapatan negara hingga Oktober 2024 tercatat Rp2.247,5 triliun atau 80,2 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan tumbuh 0,3 persen year on year (yoy) dan belanja negara dilaporkan sebesar Rp2.556,7 triliun atau setara dengan 76,9 persen dari pagu anggaran dan tumbuh 14,1 persen yoy.
Baca juga: Reaksi Negatif Pasar Saham RI saat Donald Trump Menang Pilpres AS, Ini Buktinya
Jika diakumulasi, APBN hingga Oktober 2024 defisit Rp309,2 triliun atau 1,37 persen terhadap PDB dan surplus keseimbangan primer sebesar Rp97,1 triliun. Di sisi lain, pekan ini pelaku pasar menanti rilis indeks konsumen dan neraca dagang domestik.
Adapun dari mancanegara, indeks utama Wall Street lanjutkan reli di akhir pekan setelah The Fed memangkas suku bunga 25 bps. Respons positif tersebut juga senada dengan melemahnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun.
Sedangkan dari Asia, Tiongkok melaporkan deflasi secara bulanan pada Oktober 2024 sebesar 0,3 persen dan secara tahunan. Sedangkan inflasi cenderung turun ke level 0,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,4 persen. (*)
Editor: Galih Pratama