Jakarta – Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara (Bank Sultra) menorehkan kinerja keuangan yang positif sampai dengan September 2024. Laba bersih bank ini meningkat signifikan sebesar 23,80 persen menjadi Rp326,19 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp263,48 miliar.
Selain ditopang oleh fungsi intermediasi yang berjalan cukup baik, peningkatan laba dari bank yang dipimpin Abdul Latif sebagai direktur utama ini juga didukung oleh efisiensi operasional yang semakin baik.
Cerminannya, beban operasional lainnya yang menurun hingga 38,52 persen dari Rp368,68 miliar menjadi Rp226,67 miliar. Hal ini menunjukkan kemampuan Bank Sultra dalam mengoptimalkan pengeluarannya untuk mendukung profitabilitas.
Lebih jauh, berdasarkan laporan publikasi yang dirilis Rabu, 30 Oktober 2024, meski pendapatan bunga bersih Bank Sultra mengalami penurunan sebesar 11,11 persen dari Rp736,12 miliar menjadi Rp654,33 miliar, namun upaya efisiensi yang dilakukan bank ini terbukti efektif menjaga stabilitas laba.
Baca juga: Kredit Tumbuh, Laba Bersih Bank Jatim Malah Anjlok 15,04 Persen di Kuartal III 2024
Penurunan pada pendapatan bunga bersih ini terjadi di tengah dinamika suku bunga yang memengaruhi pendapatan bunga dari penyaluran kredit. Tapi dengan efisiensi operasional yang baik, Bank Sultra tetap dapat meningkatkan laba bersih secara signifikan.
Kinerja efisiensi operasional Bank Sultra juga ditunjukkan dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 62,94 persen menjadi 59,11 persen. Angka ini berada dalam rentang ideal, menunjukkan bahwa Bank Sultra semakin efisien dalam menjalankan bisnisnya dan berhasil menjaga biaya operasionalnya tetap terkendali.
Di sisi lain, aset Bank Sultra juga mengalami kenaikan 0,72 persen dari Rp12,60 triliun menjadi Rp12,69 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 3,29 persen menjadi Rp9,98 triliun. Kenaikan DPK ini didorong oleh peningkatan deposito sebesar 32,79 persen.
Kredit yang disalurkan oleh Bank Sultra mengalami pertumbuhan sebesar 4,20 persen menjadi Rp9,22 triliun. Bank ini tetap mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik, dibuktikan oleh rasio kredit bermasalah (NPL gross) yang turun dari 0,94 persen menjadi 0,91 persen, serta NPL net yang membaik menjadi 0,17 persen.
Likuiditas Bank Sultra juga berada dalam posisi aman dengan loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 92,34 persen, sedikit di atas rentang ideal industri perbankan sebesar 80-90 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Sultra memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung ekspansi kredit tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
Baca juga: Kredit Tumbuh, Laba Bersih Bank Jatim Malah Anjlok 15,04 Persen di Kuartal III 2024
Dari sisi permodalan, Bank Sultra menunjukkan posisi yang kuat dengan peningkatan modal inti sebesar 16,08 persen menjadi Rp1,89 triliun dan rasio kecukupan modal (CAR) yang juga naik dari 31,57 persen menjadi 34,37 persen.
Selain itu, Bank Sultra juga mencatatkan return on assets (ROA) sebesar 4,65 persen dan return on equity (ROE) sebesar 23,3 persen, mencerminkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba yang optimal dari aset dan ekuitas yang dimiliki. (*) Ari Nugroho