Jakarta – Sebanyak 11 mitra binaan dan Desa Devisa yang didukung Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berhasil mencetak potensi transaksi senilai Rp5 miliar dari pembeli potensial yang berasal dari 85 negara selama acara Trade Expo Indonesia (TEI), 9-12 Oktober 2024 di Indonesia.
Adapun, beberapa negara yang merupakan pasar tradisional dan non-tradisional, yakni Amerika Serikat, Azerbaijan, Turki, Kanada, Brasil, Belanda, Mesir, Malaysia, dan Australia.
Kepala Divisi SMEs Advisory Service LPEI Maria Sidabutar mengungkapkan, pencapaian tersebut menegaskan komitmen LPEI dalam mendorong pelaku usaha yang mengedepankan prinsip pemberdayaan perempuan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan untuk bersaing di pasar global.
Baca juga : LPEI Dorong UMKM ‘Naik Kelas’ di TEI 2024, Berikut Daftarnya
“Dengan partisipasi di TEI 2024, LPEI terus mendorong pelaku usaha nasional untuk naik kelas dan menjadi pemain utama di pasar ekspor dunia, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya, dikutip Kamis, 17 Oktober 2024.
Potensi Eksportir LPEI
Salah satu debitur LPEI yang mencetak transaksi ekspor adalah Hugo Inovasi, eksportir dan produsen gula kelapa asal Banyumas, Jawa Tengah.
Hugo Inovasi mendapatkan pesanan order gula cetak dan gula semut organik ke Timur Tengah dan Australia dengan volume mencapai 40-50 ton.
Selain itu, sebanyak 8 pertemuan bisnis (business matching) berhasil diadakan dengan pembeli potensial dari negara-negara seperti Turki, Tiongkok, Kanada, Amerika Serikat, Malaysia, India, Tiongkok, dan Azerbaijan.
Pertemuan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama yang lebih luas bagi pelaku usaha Indonesia untuk memperluas pasar ekspor mereka.
Pembeli mencari komoditas yang berpotensi untuk ekspor antara lain limbah lidi sawit ke India, tepung kelapa ke Azerbaijan, produk fashion ke China, craft dan home decor ke Turki dan Kanada, serta produk buah, makanan dan minuman ke Amerika Serikat ,Malaysia, Republik Rakyat Tiongkok.
Baca juga : Cara LPEI Dorong Ekspor Komoditas Lokal Tembus Pasar Global
Di area business lounge LPEI, ratusan pengunjung datang ke booth Kementerian Keuangan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai berbagai produk dan layanan LPEI, serta dukungan yang diberikan oleh LNSW dan Bea Cukai dalam memfasilitasi ekspor.
Kunjungan ini menunjukkan tingginya minat dan kepercayaan dari para pelaku usaha serta pembeli internasional terhadap produk-produk unggulan Indonesia yang ditampilkan dalam TEI 2024.
Sementara, Pemilik CV Kurnia Nur Abadi, Kurnia Sukma, mengatakan sebagai salah satu mitra pelaku usaha yang berpartisipasi menyampaikan apresiasinya kepada LPEI.
Dukungan yang diberikan oleh LPEI sangat membantu CV Kurnia Nur Abadi dalam mengakses pasar internasional melalui ajang pameran seperti TEI.
Ekspor ini tentu menambah semangat para petani lokal binaan CV Kurnia Nur Abadi serta pegawai yang saat ini mencapai lebih dari 30 orang dengan rata-rata orang tua dan berusia lanjut.
“Berkat partisipasi di TEI tahun ini, kami berhasil mendapatkan potensi transaksi dengan pembeli dari Malaysia dan Turki. Ini merupakan peluang besar untuk memperluas pasar kami dan meningkatkan daya saing produk di kancah global. Kami merasa semakin percaya diri untuk menembus pasar ekspor berkat adanya dukungan dari LPEI,” tambahnya.
Ia menjelaskan, dukungan yang diberikan LPEI dalam Trade Expo Indonesia sejalan dengan dukungan Pemerintah untuk mendorong para pelaku usaha khususnya pelaku UKM naik kelas.
Tidak hanya mencetak lulusan yang berwawasan namun juga terampil secara praktikal sehingga ilmu yang dipelajari selama pendampingan yang diberikan LPEI dapat langsung diterapkan dalam kegiatan ekspor.
Alhasil, sejak tahun 2020 hingga Juni 2024, LPEI telah melahirkan lebih dari 900 eksportir baru dengan komoditas unggulan seperti makanan, minuman, dekorasi rumah serta fashion.
“Hal ini menegaskan komitmen LPEI untuk mendukung upaya Pemerintah dalam hal ini mendorong pelaku UKM naik kelas yang berdaya saing global sehingga mendorong terciptanya multiplier effect bagi penyerapan tenaga kerja, daya saing produk serta keberlangsungan bisnis UKM itu sendiri,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama