Saham TUGU Diproyeksi Bisa Tembus ke Level Rp1.990, Ini Pendorongnya

Saham TUGU Diproyeksi Bisa Tembus ke Level Rp1.990, Ini Pendorongnya

Jakarta Memasuki Oktober 2024 yang menjadi bulan rilis laporan kinerja keuangan emiten untuk kuartal III-2024, analis melirik sektor asuransi umum dan menjagokan saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU).

Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi merilis laporan riset initiation coverage untuk saham TUGU. Ia memberikan rekomendasi beli untuk saham anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut dengan target harga Rp1.990 per saham.

Dalam laporan risetnya tersebut, Leo menilai bahwa sektor asuransi umum Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan di tahun ini. Prospek ke depan juga diramal akan cerah dengan ruang pertumbuhan yang masih terbuka lebar.

Ia menjabarkan beberapa katalis positif yang bakal mendongkrak kinerja asuransi umum ke depan adalah pertumbuhan populasi dan ekonomi Indonesia serta perkembangan literasi keuangan yang terus membaik.

Baca juga: Tugu Insurance Wujudkan Pelestarian Ekosistem Guna Dukung Ekowisata

Di sisi lain, Leo juga menggarisbawahi bahwa aturan OJK terkait peningkatan modal akan membuat industri asuransi umum menjadi lebih sehat.

Di antara berbagai emiten dari sektor asuransi umum, NH Korindo Sekuritas menilai bahwa saham TUGU memiliki tesis investasi yang kuat.

“TUGU merupakan perusahaan asuransi umum terbesar dari sisi nilai kapitalisasi pasar, aset & ekuitas, dan ukuran Gross Written Premium (GWP). Anak perusahaan milik PT. Pertamina (Persero) ini memiliki portofolio produk dan layanan yang lengkap. Selain itu, TUGU juga memiliki anak perusahaan di sektor non-asuransi, yaitu persewaan mobil dan properti hingga survei dan manajemen risiko. Strategi TUGU ke depan mengutamakan keseimbangan antara pertumbuhan dan managemen risiko,” ujarnya.

Tidak sampai di situ saja, laporan riset tersebut juga turut menyoroti strategi TUGU serta potensi dampaknya untuk kinerja bisnis perseroan.

“Strategi perluasan pasar non-captive dan mass market atau ritel dapat mendorong pertumbuhan premi TUGU sekitar 12 persen per tahun. Pengelolaan risiko yang cermat dan efisiensi operasional yang berkelanjutan dapat menurunkan Combined Operating Ratio (COR) hingga sekitar 88 persen, yang mengindikasikan prospek peningkatan profitabilitas underwriting (UW) di masa mendatang,” lanjut Leo.

Secara garis besar, Leo mengapresiasi bahwa kinerja segmen asuransi umum yang kuat tidak hanya ditopang oleh strategi pertumbuhan melalui sinergi dengan BUMN serta ekspansi ke pasar ritel tetapi juga efisiensi operasional yang terus digenjot perseroan.

Baca juga: Asuransi Tugu Hadirkan Akses Air Bersih di Desa Kalitekuk Gunungkidul

Sehingga dengan prospek pertumbuhan laba bersih yang diperkirakan solid setidaknya sampai 2026 akan membuat saham TUGU menjadi semakin menarik, apalagi TUGU konsisten dalam membagikan dividen dengan rasio payout rata-rata 40 persen dalam tiga tahun terakhir. Dengan asumsi tersebut, Leo memandang bahwa potensi imbal hasil dividen saham TUGU menjadi semakin menarik.

Setelah sempat tertekan selama 8 hari perdagangan beruntun yang membuat harga saham TUGU drop ke bawah Rp1.200 per saham, pekan lalu tanda-tanda rebound saham asuransi umum terbesar di BEI tersebut mulai terlihat.

Harga saham TUGU terpantau menguat 1,7 persen dalam sepekan dan ditutup di Rp1.165 per saham pada perdagangan Jumat (11 Oktober 2024). Apabila mengacu pada target harga yang ditetapkan NH Korindo Sekuritas, maka ada potensi kenaikan 70,8 persen untuk saham TUGU dari posisi penutupan terakhir. (*)

Related Posts

News Update

Top News