Menguat 4 Hari Beruntun, Harga Saham TUGU Kembali ke Zona Rp1.300

Menguat 4 Hari Beruntun, Harga Saham TUGU Kembali ke Zona Rp1.300

Jakarta – Harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance kembali menyentuh zona Rp1.300 sebagai level tertinggi sejak 31 Oktober 2023.

Pada perdagangan Senin (23/9) saham TUGU sempat menembus level Rp1.305, sebelum ditutup pada level Rp1.285. Pada hari tersebut, saham TUGU menguat 1,18 persen dibandingkan harga pada akhir pekan lalu.

Penguatan ini melanjutkan penguatan tiga hari beruntun sepekan lalu dan mengantarkannya ke posisi tertinggi dalam enam bulan terakhir dan menjadi top gainer di sektor asuransi umum. 

Saham TUGU reli empat hari beruntun sejak Rabu, 18 September 2024. Penguatan tertinggi terjadi pada hari perdagangan terakhir pekan lalu, yakni melesat sebanyak 2,83 persen.

Baca juga: IHSG Bergerak Naik, Harga Saham TUGU Sentuh Level Rp1.305

Tren kenaikan harga saham TUGU juga diikuti dengan rata-rata volume serta frekuensi perdagangan harian. Asal tahu saja, rata-rata volume perdagangan saham TUGU secara harian mencapai 7,9 juta atau naik 18 persen dibanding minggu sebelumnya. 

Adapun peningkatan likuiditas perdagangan ini juga didorong oleh adanya aksi borong investor asing yang dalam empat hari perdagangan efektif, saham TUGU terus dibeli oleh asing, dengan nilai net buy asing sepekan lalu mencapai Rp13,9 miliar dan menjadi net buy mingguan tertinggi sejak awal tahun. 

Data perdagangan juga mencatat bahwa total akumulasi beli bersih asing sepanjang tahun 2024 mencapai Rp69 miliar. Dengan demikian saham TUGU juga menjadi saham dari sektor asuransi umum yang paling getol dikoleksi pemodal asing. 

Sebagai informasi, jumlah pemegang saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga konsisten meningkat sejak bulan Mei 2024, dengan total pemegang saham TUGU tembus 8.453 pada akhir Agustus lalu atau meningkat 590 dibanding bulan sebelumnya. 

Kinerja perdagangan Tugu Insurance yang positif tersebut dinilai oleh analis tidak terlepas dari profitabilitas TUGU di tahun 2024 yang tumbuh dengan fantastis. 

Mengacu pada laporan keuangan bulanan induk, TUGU telah mengantongi laba usaha sebesar Rp562 miliar per Agustus 2024. Apabila dibandingkan dengan posisi Agustus 2023, laba usaha naik 80 persen. 

Di sepanjang delapan bulan tahun 2024, TUGU dari sisi induk saja berhasil membukukan premi bruto senilai Rp4,1 triliun. Terjadi peningkatan sebesar 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Meskipun ada kenaikan dari sisi pembayaran komisi maupun pencadangan yang signifikan, tetapi pendapatan underwriting TUGU masih dapat tumbuh 32 persen menjadi Rp977 miliar hingga 31 Agustus 2024. 

Pada periode yang sama, TUGU juga mencatatkan kenaikan total beban underwriting sebesar 23 persen menjadi Rp381 miliar, namun laju kenaikannya serta biaya underwriting lain yang masih lebih rendah dibanding pendapatannya membuat marjin underwriting meningkat 38 persen secara tahunan menjadi Rp596 miliar. 

Prestasi lain yang juga dicapai oleh anak usaha PT Pertamina (Persero) ini adalah pendapatan investasi yang juga tumbuh positif. Mengacu pada laporan keuangan bulanan induk yang tidak diaudit, pendapatan investasi TUGU tumbuh 22 persen menjadi Rp253 miliar. 

Di saat pendapatan dari segmen asuransi maupun investasi naik, beban usaha TUGU justru turun 13 persen menjadi Rp287 miliar. Faktor inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan laba usaha perseroan. 

Baca juga: Top! Tugu Insurance Boyong Penghargaan Asuransi Paling Efiesien di BIFA 2024

“Ini menjadi salah satu bukti bahwa TUGU semakin efisien secara operasional. Perusahaan juga mampu mengelola risiko dengan baik sehingga rasio klaim dapat dijaga di level yang membuat marjin underwriting semakin tebal,” ucap analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis. 

Azis turut menjabarkan bahwa kontribusi laba induk terhadap keuntungan perusahaan secara konsolidasi yang juga menghitung laba dari anak usaha grup maupun entitas asosiasi asuransi maupun non-asuransi termasuk besar. 

“Kontribusi ke bottom-line konsolidasi besar bisa sampai 90 persen, kalau sampai Agustus saja, laba setelah pajak mencapai Rp459 miliar, maka jika tren terus berlanjut hingga akhir tahun, laba konsolidasi bisa mencapai Rp600-700 miliar, ini sudah melampaui ekspektasi konservatif kami dengan potensi laba di kisaran Rp500 miliar untuk tahun ini,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News