Jakarta – Pelbagai kasus perundungan kerap terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menjadi perhatian khusus pemerintah dan juga swasta dalam mengatasi masalah satu ini.
Indonesia Financial Group (IFG) misalnya, menggandeng Yayasan Inspirasi Anak Bangsa (YIAB) dalam melaksanakan program Edukasi Anti Perundungan (bullying).
Kepala Divisi Pengadaan dan Pengelolaan Aset IFG Purwo Nugroho menjelaskan, kegiatan sosial ini merupakan pelaksanaan salah satu pilar Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilakukan oleh IFG beserta seluruh Anggota Holding di ekosistem IFG.
“Kami memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan program ini. IFG menyumbangkan beberapa peralatan sekolah, serta melibatkan 30 karyawan IFG sebagai volunteers. Partisipasi karyawan IFG mencerminkan terwujudnya nilai-nilai perusahaan (core value) AKHLAK yang dapat dijadikan pengalaman berharga untuk dibawa ke ranah lingkungan kerja,” katanya, Rabu, 25 September 2024.
Baca juga : Marak Kasus Perundungan Pelajar, Ini Pesan Jokowi kepada Pihak Sekolah
Ia mengatakan, program ini dimulai dengan kegiatan Edukasi Anti Perundungan (bullying) yang disampaikan oleh seorang psikolog. Edukasi ini dirancang dengan cara yang menyenangkan agar siswa dapat belajar mengenal diri sendiri, mengenal emosi, menumbuhkan rasa empati dalam dirinya, dan berani dalam mengekspresikan diri.
Purwo menegaskan, pihaknya mendorong generasi muda untuk menjadi agen perubahan. Sehingga, pemahaman yang diperoleh dari program tersebut dapat diterapkan di masyarakat, khususnya di kalangan teman sebaya.
Ketua YIAB Yozar Putranto menyampaikan, kolaborasi antara YIAB dan IFG merupakan langkah nyata dari kedua belah pihak untuk menekan tingginya angka perundungan di kalangan anak-anak.
Baca juga : Guru Wajib Tahu! Ini Tips Mengatasi Perundungan yang Menyeret Anak Vincent Rompies
Sinergi tersebut diharapkan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut akan perundungan.
“Kolaborasi ini menggarisbawahi komitmen YIAB dan IFG dalam melaksanakan berbagai program edukasi dan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman masyarakat tentang bahaya perundungan. Dengan upaya bersama, kami berharap dapat terbentuk komunitas yang lebih peduli terhadap isu perundungan,” katanya.
Seperti diketahui, menurut World Health Organization (WHO), bullying yang tidak ditangani sejak dini dapat meningkatkan risiko gangguan mental di masa dewasa hingga 2 kali lipat.
Pengaruh bullying yang kian masif di lingkungan sekolah saat ini, mengisyaratkan bahwa bullying merupakan tindakan yang harus segera dicegah dengan cepat karena jika tidak segera dicegah dapat menyebabkan banyak sekali efek negatif.
Teranyar, kasus bullying terjadi di SMA Binus Simprug yang diduga dilakukan oleh 8 siswa terhadap seorang temannya.
Aksi perundungan ini menimpa siswa inisial RE (16), di mana korban mengaku menerima perundungan (bullying) dan kekerasan fisik dari awal masuk sekolah pada November 2023 hingga mengakibatkan dirinya masuk ke rumah sakit. Bahkan, korban mengaku juga mengalami dugaan kekerasan seksual. (*)