Terungkap! Ternyata Laki-laki Lebih Doyan Belanja Pakai Paylater

Terungkap! Ternyata Laki-laki Lebih Doyan Belanja Pakai Paylater

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa outstanding pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater dari perusahaan pembiayaan tumbuh 73,55 persen secara year-on-year (yoy) hingga mencapai Rp7,81 triliun per Juli 20241.

Mayoritas pengguna paylater masih berasal dari generasi muda. Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 oleh Kredivo dan Katadata Insight Center menunjukkan bahwa 70,4 persen pengguna berusia antara 18-35 tahun.

Pengguna Paylater Didominasi Laki-laki

Laporan tersebut juga mengungkap bahwa pengguna paylater didominasi oleh laki-laki, dengan proporsi mencapai 56,5 persen pada 2024. Laki-laki juga memimpin dalam jumlah dan nilai transaksi paylater selama 2023, masing-masing sebesar 58,9 persen dan 58,1 persen.

Baca juga: Warga RI Makin ‘Kesetanan’ Ngutang di Paylater Bank, Pinjamannya Sudah Tembus Segini

Selain itu, ternyata konsumen yang sudah menikah juga lebih banyak menggunakan paylater dibandingkan yang belum menikah. Tercatat, sebanyak 52,9 persen dari total pengguna paylater merupakan konsumen yang sudah menikah.

SVP Marketing and Communications Kredivo, Indina Andamari, mengungkapkan, meski terdapat dominasi di beberapa segmen konsumen secara demografi seperti laki-laki dan kelompok pengguna yang sudah menikah, di satu sisi ia melihat bahwa pay later kini telah menjadi metode pembayaran yang semakin inklusif dan diterima oleh semua kalangan untuk berbagai kebutuhan.

“Hal ini tidak terlepas dari integrasi paylater yang saat ini telah tersedia di berbagai merchant, mulai dari F&B, groceries, gadget, elektronik, kesehatan dan kecantikan, peralatan rumah tangga, otomotif, hingga travel, sehingga semakin memudahkan akses masyarakat terhadap metode pembayaran yang fleksibel dan terjangkau,” ucap Indina dalam keterangan resmi dikutip, 18 September 2024.

Baca juga: Milenial dan Genz Z jadi Penyumbang Kredit Macet Pinjol dan Paylater, Ini Datanya!

Adapun, riset tersebut juga mencatat beberapa temuan menarik dari Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 berdasarkan demografis, antara lain:

  • Rata-rata nilai transaksi laki-laki di rentang Rp350-400 ribu, sementara perempuan berkisar Rp300-350 ribu, meskipun rata-rata nilai transaksi paylater laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, namun rata-rata nilai transaksi laki-laki dan perempuan konsisten meningkat dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan terhadap pembayaran paylater untuk produk bernilai lebih tinggi semakin meningkat.
  • Meski konsumen menikah mendominasi jumlah pengguna, konsumen lajang lakukan transaksi dengan nominal lebih besar, pada tahun 2023. Sebanyak 52,9 persen pengguna paylater berasal dari kalangan konsumen yang sudah menikah.

    Menariknya, meskipun lebih banyak digunakan oleh konsumen yang sudah menikah, rata-rata nilai transaksi paylater justru lebih tinggi di kalangan konsumen lajang, yaitu sekitar Rp350-400 ribu, dibandingkan konsumen yang sudah menikah yang rata-rata nilai transaksinya berada di kisaran Rp300-350 ribu. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen yang lajang lebih banyak mengandalkan Paylater untuk membeli kebutuhan yang nominalnya lebih tinggi.
  • Makin banyak anak, konsumen makin banyak membeli produk dengan paylater, pengguna yang belum memiliki anak membeli 38 produk dengan 11 transaksi per tahun. Sedangkan pengguna yang memiliki 1-2 anak membeli 48 produk dalam 13 transaksi, dan pengguna yang memiliki 3-5 anak membeli 53 produk dengan 13 transaksi. Peningkatan ini mencerminkan Paylater makin diandalkan pengguna untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih tinggi.
  • Pengguna umur 26-35 tahun tetap menjadi kelompok dengan jumlah transaksi terbanyak, yaitu 44,6 persen, namun kontribusi generasi yang lebih tua meningkat konsisten setiap tahunnya, meski masih didominasi kelompok umur 26-35 tahun dalam tiga tahun terakhir, namun proporsi pengguna paylater pada rentang usia 36-45 tahun meningkat konsisten dan menjadi kelompok umur yang membeli jumlah produk terbanyak selama setahun, yaitu rata-rata 56 produk. Hal ini sejalan dengan makin tingginya rata-rata pendapatan bulanan kelompok umur 36 tahun ke atas. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News