Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pada 2023, densitas asuransi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Sementara itu, untuk angka penetrasi asuransi Indonesia pada tahun 2023 sebesar 2,76 persen. Ini meningkat 1 persen dari tahun sebelumnya, namun tergolong rendah jika dibandingkan oleh negara ASEAN lainnya.
Presiden Direktur Asuransi PLN, Moch. Hirmas Fuady mengatakan, pelayanan dalam industri asuransi tidak terlepas dari proses klaim asuransi. Untuk itu, APLN melakukan digitalisasi atau transformasi digital untuk meningkatkan proses klaim asuransi bagi para pelanggan.
“Transformasi ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan densitas masyarakat Indonesia,” ujarnya dalam acara peluncuran CRM Collaborative di Jakarta, Rabu, 24 Juli 2024.
Baca juga : OJK Hadapi Dua Tantangan Besar di Industri Asuransi, Apa Saja?
Direktur Pemasaran Asuransi Jasaraharja Putera, Imam Hendrawan menjelaskan, transformasi digital merupakan hal yang harus dilakukan terlebih dalam industri asuransi.
“Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis dengan mengoptimalisasi proses bisnis, pemanfaatan big data serta menyediakan layanan yang inovatif,” kata Imam.
Menurutnya, keuntungan dari melakukan transformasi digital dapat dirasakan bila transformasi digital dilakukan secara menyeluruh atau end-to-end.
“Sehingga dapat memberikan perlindungan yang maksimal dan menjaga keberlangsungan bisnis asuransi dalam jangka panjang,” jelasnya.
Baca juga : Hingga April 2024, Aset Industri Asuransi Tembus Rp1.121,69 Triliun
Salah satu bentuk digitalisasi dalam industri asuransi adalah dengan menerapkan sistem CRM atau Customer Relationship Management. Oleh karena itu, PT. Intelix Global Crossing (eCentrix) menggelar soft-launching produk baru, yaitu CRM Collaborative.
Sistem CRM (Customer Relationship Management) Collaborative menjadi sistem yang tepat untuk meningkatkan pengalaman pelanggan khususnya dalam proses klaim asuransi.
Sistem CRM dapat mengelola data pelanggan, memberikan personalisasi interaksi dengan pelanggan, serta memberikan analitik prediktif yang dapat memudahkan proses klaim baik untuk agen asuransi dan pelanggan.
“Karena inti dari proses bisnis asuransi umum melibatkan proses pengembangan dan pemberian harga produk, underwriting risiko, mengelola polis dan klaim, memastikan kepatuhan pada peraturan, serta menjaga hubungan dengan pelanggan (customer relationship),” kata Agung Susanto, Direktur eCentix. (*) Alfi Salima Puteri
Editor : Galih Pratama