Jakarta – Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas memproyeksikan saham-saham sektor perbankan di semester II 2024 akan mengalami priced in. Hal tersebut didorong oleh ekspektasi dari pertumbuhan kinerja perbankan secara kuartal (qoq) dan tahunan (yoy).
Andre menyebut bank-bank BUMN akan mendorong kinerjanya di kuartal II 2024, dibandingkan kuartal I 2024 yang mana mereka kompak mencatatkan pertumbuhan yang tak terlalu besar.
“Di kuartal II ini, pasti mereka bikin (pertumbuhan kinerja yang) bagus, jadi ada ekspekasi mungkin ada kenaikan quarter on quarter sama year on year dikit,” kata Andre dalam Pelatihan Jurnalis, dikutip, Selasa, 16 Juli 2024.
Baca juga: Citi Global Rilis Laporan AI in Finance Untuk Perbankan
Andre menilai saham-saham perbankan secara relatif sudah priced in. Hal Itu tercermin berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah berhasil kembali ke level 7.300 dari tren koreksinya selama Juni lalu.
Kemudian, di kuartal III 2024 mendatang adalah masa pergantian pemerintah, sehingga bisa terjadi pergantian regulator yang juga dapat berpotensi pada direksi BUMN.
“Karena sudah priced in semua nih. Karena mereka sudah tahu harus naikin earnings di kuartal kedua. Di kuartal ketiga, sudah suka-suka, karena Menteri BUMN pun mungkin ganti. Mungkin pejabatnya OJK (Otoritas Jasa Keuangan)-nya juga ganti. Jadi kesempatan mereka untuk naikkin earnings cuma di kuartal kedua,” ujar Andre.
Baca juga: Morgan Stanley dan HSBC Turunkan Rating Pasar Saham RI, Ini yang Bakal Dilakukan OJK
Andre juga menilai bahwa akan terjadi aksi buy on rumor, sell on news oleh para investor. Strategi ini merupakan keputusan pembelian atau penjualan yang dilakukan berdasarkan rumor.
Sehingga, nantinya bisa saja terjadi penurunan harga saham bank-bank besar meskipun laporan kinerjanya menunjukkan pertumbuhan. (*)